(Indramayu, Dialog)- Dengan akan habisnya
masa jabatan Bupati Indramayu pada tahun 2015 sekarang ini, Perhelatan
Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Indramayu sudah semakin Ramai bermunculan
para Bakal Calon (Balon) Bupati Indramayu, baik dai kalangan Politisi,
Akademisi, Pengusaha dan lain-lain. Sementara Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Partai Golkar Kabupaten Indramayu, masih menunggu hasil keputusan pengadilan
untuk memastikan DPP Partai Golkar yang sah. DPD Golkar juga belum berpikir
tentang siapa yang bakal diusung sebagai Balon Bupati Indramayu untuk periode 2015-2020
mendatang.
Ketua
DPD Partai Golkar Indramayu, Drs H Udi Karyudi saat ditemui Dialog menjelaskan,
saat ini pihaknya masih menunggu keputusan pengadilan untuk memastikan apakah
Partai Golkar Munas Jakarta atau Munas Bali yang diakui oleh pemerintah.
Keputusan pengadilan tersebut, akan dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan
partai dalam menghadapi perhelatan Pilbup Indramayu, tuturnya.
Dikatakan
Udi, partai kami tidak mau terburu-buru dalam menentukan balon bupati karena
waktu pelaksanaan pilbup juga masih belum jelas. Pemerintah meminta agar pilbup
dilaksanakan pada bulan September 2015, sementara DPR RI minta dilaksanakan
pada bulan Februari 2016. “ Melihat dari waktu sendiri, Golkar menilai belum
ada titik temu sehingga masih ada waktu bagi partai Golkar untuk menyiapkan
strategi parpol dalam menghadapi pilbup.Yang jelas kami masih menunggu hasil
keputusan pengadilan,” jelasnya.
Lebihlanjut
Udi mengatakan, Golkar dalam menentukan seorang balon bupati itu berpedoman
pada mekanisme partai yang sudah
ditetapkan oleh DPP Partai Golkar.”Silahkan siapa saja berhak untuk maju
pada pilbup, tapi tetap yang menentukan adalah DPP. Tentunya akan melihat hasul
survei,”tuturnya.
Udi
menambahkan, dalam menentukan seorang calon bupati itu, Partai Golkar
menggunakan dasar pada petunjuk pelaksanaan (Juklak) DPP Partai Golkar
Nomor: Juklak_13/DPP/Golkar/XI/2011 tentang tata cara pemilihan umum Kepala
Daerah dari Partai Golkar. “ Mekanisme tentang siapa yang bakal diusung
sebagai cabup juga merupakan hasil survey Golkar dilapangan. Seperti majunya Hj
Anna Sophanah pada tahun 2010 sebagai cabup Indramayu saat itu diminta oleh DPP
untuk maju karena tingkat popularitasnya melebihi calon lain. Dengan kondisi
dualisme kepengurusan DPP Golkar Kami
berharap kedua kubu Golkar Munas Jakarta dan Bali, bisa islah, sehingga proses
politik di daerah tidak terganggu,” pungkasnya.(Sukim/Dad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar