Cari Blog Ini

Kamis, 30 November 2017

Terkait Tuntutan Para Guru Honer, SK Penugasan Dari Bupati Akan Diterbitkan Bulan Desember








Indramayu, Dialog – 28/11/2017 – Sudah ada kesepakatan antara Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian, Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) dan Bagian Hukum Setda Pemerintah Kabupaten Indramayu serta Dewan Pendidikan untuk membuat kajian hukum, dalam upaya penerbitan Surat Keputusan Penugasan dari Bupati untuk Tenaga Guru Honorer, “ target dari Dinas Pendidikan bulan Desember Surat Keputusan Penugasan untuk tenaga Guru Honorer bisa diterbitkan, “ terang  Drs. H. Eddy Mulyadi, MM. BKPSDM Kabupaten Indramayu, kepada Dialog saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (28/11).
            Dikatakan Eddy, tuntutan para Guru Honorer untuk meperoleh Surat Keputusan (SK) Penugasan dari Bupati merupakan tuntutan yang wajar dan bisa dipenuhi. Karerna berdasarkan Permendikbud Nomor 26 Tahun 2017, salah satu persyaratan untuk para guru Honorer memperoleh tunjangan dari Pemerintah Pusat dari dana Bos adalah SK Penugasan yang dikeluarkan oleh Bupati, “ selama tidak membebani dari Anggaran APBD Kabupaten, saya yakin Bupati akan mengeluarkan SK Penugasan yang diminta para Guru Honorer tersebut,  sudah ada solusi“ tuturnya.
            Disinggung adanya rencana para Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan yang akan melakukan aksi demo ke DPR RI, terkait pembubaran UPTD Pendidikan Kecamatan berdasarkan Permendagri no 12 tahun 2017, Eddy menyatakan, memang kami sudah mendengar namun belum pemberitahuan kepada Kita, “ wajar-wajar saja atas ketidakpuasan para Kepala UPTD sehingga akan melakukan aksi protes ke Pusat, karena sementara ini Pusat sendiri dengan dikeluarkannya Permendagri nomor 12 tahun 2017 tentang penghapusan Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan tidak diimbangi atau dibarengi dengan solusi seteah pembubaran UPTD Pendidikan Kecamatan tersebut, “ tandasnya.
            Menurut Eddy, seharusnya Pemerintah Pusat dalam mengeluarkan suatu peraturan harus dibarengi dengan solusi, disatu sisi institusi UPTD Pendidikan Kecamatan dihilangkan, tetapi disisi lain tidak ada solusi yang diberikan Pemerintah Pusat, “ perlu dikatahui rentang kendali antara Sekolah Dasar dengan Dinas Pendidikan Kabupaten kan sangat jauh, jelas akan menyulitkan dan membebani para Kepala Sekolah SD. Coba bayangkan bagaimana SD-SD yang ada di Kalimantan atau Papua, saat mau konsultasi dengan Disdik Kabupaten yang kondisi sangat jauh itu akan menjadi hambatan bagi para Kepala Sekolah SD itu sendiri, “ jelasnya.
            Disinggung apakah Pemerintah Kabupaten Indramayu pernah melayangkan surat protes atas dikelarkannya Pemendagri nomor 12 tahun 2017 tersebut, Eddy mengatakan, melalui Bupati Pemkab Indramayu sudah melayangkan surat keberatan atas Pemendagri tersebut, dan kami bawa langsung bersama Dinas Pendidikan, dimana surat yang kami layangkan agar UPTD Pendidikan Kecamatan tetap dipertahankan, karena fakta dilapangan UPTD Pendidikan Kecamatan masih sangat dibutuhkan karena beban kerja Dinas Pendidikan Kabupaten sangatlah tinggi. Namun sampai dengan saat ini tidak ada jawaban secara tertulis oleh Mendagari, “ secara tertulis kami belum mendapat jawaban atas surat keberatan yang kami layangkan, kami mencoba mendatangani Kementerian Dalam Negeri untuk konsultasi, hanya memperoleh jawaban bahwa daerah harus mengikuti ketentuan yang sudah dikeluarkan yaitu Permendagri nomor 12 tahun 2017. Tanpa ada solusi apapun untuk daearah, “ tuturnya.

            Eddy menambahkan, dengan adanya Pemerndagri nomor 12 tahun 2017 yang harus dilaksanakan dan tidak ada solusi apapun dari pemerintah pusat, tentunya kami kecewa dan bukan saja Kabupaten Indramayu saja, pastinya seluruh Indonesia, karena Pusat nampaknya tidak melihat adaanya dampak dengan dihapusnya UPTD Pendidikan kecamatan tersebut, buktinya sekarang UPTD-UPTD se Jawa Barat saja sudah akan melakukan aksi ke Pusat, saya yakin kebupaten-Kabupaten di propinsi lainpun akan melakukan aksi yang sama,” saya berharap Pemerintah Pusat mengerti dan memahami atas keberatan Dinas Pendidikan, dan berharap bisa dikaji ulang Pemendagri nomor 12 tahun 2017 yang sudah dikeluarkan tersebut demi kelancaran dalam rentang kendali yang dijalani Dinas Pendidikan kabupaten, “ pungkasnya.(dadang).

Selasa, 31 Oktober 2017

Diduga Lakukan Mesum di Tolilet Masjid, Siswa SMKN 1 Indramayu, Tertangkap Warga

Indramayu, Dialog – 24/10/2017- tidak bermoral mungkin pantas dilayangkan kepada Rosyidin (16), Siswa Kelas 10 SMK Negeri 1 Indramayu Jurusan Tata Boga. Pasalnya Rosyidin yang masih dibawah umur dan seorang pelajar di Sekolah SMKN ternama di Kabupaten Indramayu tersebut, tertangkap basah diduga berbuat mesum dengan seorang perempuan sebut saja Bunga (15) Warga Desa/Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, yang juga seorang Siswi kelas 10 di salah satu Sekolah di Kabupaten Indramayu. Rosidin tertangkp warga diduhga berbuat mesum di Toilet Masjid Al Furqon Blok Cidedel Desa Terusan Kacamatan Sidang Kabupaten Indramayu, Minggu (15/10) pukul 10.30 Wib.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Dialog menyebutkan, sekitar pukul 10.30 Wib, Istri Lebe (Pegawai Desa) yang tidak mau disebutkan identitasnya yang rumah tinggalnya di samping Majjid Alfurqon mencurigai adanya anak laki-laki dan perempuan berhenti dari sepeda motor disamping masjid, dan diperhatikan seorang perempuan masuk dulu ke tolilet, selang tidak teralu lama masuk juga si laki-lakinya yang belakangan dketahui bernama Rosyidin masuk ke toilet yang sama. Karena kecurigaan  akan berbuat tidak baik, Istri  Lebe memberi tahu warga disekitar masjid, dan saat itu juga warga langsung menghampiri kedua anak tersebut yang berada di dalam tolilet, dan langsung  mendrobak pintu toilet tersebut, saat itu si Rosyidin langsung keluar dengan tergesah-gesah mengenakan celananya dan berlari menuju sepeda motornya, namun karena sepeda motornya sedang di pegang warga, dirinya lari kabaur menuju jembatan terusan. Sementara si perempuan yang diketahui sudah tidak mengenakan Celana dalam, diseret warga keluar dari dalam toilet dengan muka terdunduk ditutupi kerudung yang dipakainya.
Saat itu juga lewat telepon celuller salah seorang warga menghubungi M. Juari Kuwu (Kepala Desa-Red) Desa Terusan Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, selang tidak berapa lama Kuwu didampingi Lurah Warsa datang ke Masjid Alfurqon, dan si perempuan tersebut langsung diamankan ke rumahnya kuwu untuk diintrograsi. Selang setengah Jam si Rosyidin tertangkap warga dan dibawa juga kerumahnya Kuwu.
Disebutkan juga, saat ditanya si Bunga tadinya mengaku dari Bekasi tapi ketika terus didesak akhirnya mengaku dari dari Desa Sindang. Dan waktu ditanya sekolahnya dimana si Bunga mengaku dari SMA PGRI 2 Indramayu, sementara si Rosyidin mengaku warga Blok samsu Kelurahan Margadadi Kecamatan/Kabupaten Indramayu, dan ditanya sekolahnya dirinya mengaku sekolah di SMKN 1 Sindang. Saat itu juga Kuwu memerintahkan pegawainya untuk menjemput orang tua kedua anak tersebut, untuk Bunga yang datang Ibunya, sementara Rosyidin yang datang Bapaknya.
Dalam pengurusan kedua anak tersebut, sepakat dengan kekeluargaan dan tidak diproses ke yang berwajib. Saat itu kedua orang tua masing-masing kedua anak tersebut, pada hari Senin (16/10) agar datang ke Kantor Desa Terusan untuk menandatangani surat perjanjian.
Saat Dialog mencoba menyelusuri kebenarnya si Rosyidin sekolah di SMKN 1 Sindang, ternyata Dialog mengkonfirmasi Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Sujud, ternyata tidak ada Siswa yang bernama Rosyidin. Sementara si Bunga yang mengaku bersekolah di SMA PGRI 2 Sindang, ternyata pihak Sekolah SMA PGRI 2 Sindang juga nemberikan keterangan tidak ada Siswi yang namanya diminta Dialog.
Dialog mengetahui Rosyidin bersekolah yang sebenarnya yaitu di SMKN 1 Indramayu dari orang tuanya ketika Dialog mendatangi rumah orang tuanya, begitu juga Dialog mengetahui sekolahnya si Bunga juga saat mendatangi rumah orang tuanya Bunga. Setelah mengetahui sekolahnya Rosyidin Saat itu juga Dialog langsung mendtangani SMKN 1 Indramayu, Sehubungan Kepala Sekolah SMKN 1 Indramayu Drs. H. Jenjen Jaeni Dahlan, M.M.Pd. sedang berada di Malaysia sehingga Dialog ditemui Dra. Sugih Prihatin, M.Pd. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan, dan Nurhayati Wakasek Bidang Hubungan Industri. Saat itu Dialog menanyakan apakah ada Siswa yang bernama Rosyidin ? setelah dicek data siswa, betul bahwa Rosyidin adalah Siswa SMAN 1 Indramayu kelas 10 Jurusan Tata Boga. Setelah diberikan informasi bahwa Rosyidin tetah tertangkap basah oleh warga diduga berbuat mesum, sehubungan Kepala Sekolah sedang ada di Malaysia, sehingga Dialog tidak memperoleh keterangan apa-apa, dan pihak Wakasek setelah menghubungi Kaseknya hanya menjanjikan hari Senin (23/10), bisa ketemu dengan Kasek.
Saat Dialog yang datang ke SMKN 1 Indramayu Selasa (24/10), tidak ketemu dengan Kepala Sekolah yang katanya sedang dinas luar, hanya ditemui Ratna, S.Pd. BK. Selaku Guru BK dan Puadi, S.Pd. yang mewakili Wakasek Bidang Kesiswaan.
Ratna mengatakan, pada hari Senin (23/10). Rakman selaku orang tua Rosyidin datang ke Sekolah menyerahkan surat pernyataan anaknya Keluar dari SMKN 1 Indramayu, dan meminta Surat Pindah. Dan pihak sekolah memberikan Surat Keterangan Pindah Sekolah, dengan Nomor : 422.7/1352/SMKN1 IM-Bp3Wil.V. tertanggal 23 Oktober 2017. Yang ditandatangi Kepala Sekolah SMKN 1 Indramayu, Drs. H. Jenjen Jaeni Dhakan, M.M.Pd..”sebenarnya tadinya orang tua Rosyidin akan kami panggil untuk datang hari Selasa, sehubungan hari Senin sudah datang dan juga menyatakan anaknya keluar dari Sekolah kami, tentunya kami anggap selesai.” Jelasnya.

Dikatakan Ratna, konsekwensinya kalau tidak keluar sendiri, pihak sekolah juga akan mengambil tindakan  kepada Siswa yang melanggar yang telah membuat pernyataan 10 Janji Siswa, seperti yang dilakukan Rosyidin yang telah melakukan pelanggaraan diantara janji siswa poin 8 yakni tidak akan terlibat pergaulan bebas, prostituisi, traficking, pornoaksi, dan Gank motor.” Sekolah kami akan mengambil tindakan tegas kepada Siswa yang melakukan pelanggaran terhadap janji Siswa yang telah dibuatnya, hal itu supaya Siswa betul-betul mematuhi dan menjalankan apa yang sudah menjadikan ketentuan sekolah dan janji  siswa sendiri, “ tandasnya.(dadang/tono).    

Kamis, 25 Mei 2017

Bangunan Gedung Balai Wartawan Perwakilan PWI Indramayu Mangkrak






Mangkrak – memprihatinkan kalau melihat bangunan gedung makrak seperti ini. Bangunan gedung Perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Indramayu, yang seharusnya menjadi kebanggaan para Wartawan yang tergabung dalam wadah PWI dan menjadi tempat untuk berkumpulnya para kuli tinta. Sejak dibangun tahun 2015 sampai saat ini tidak ada kejelasan akan dilanjutkan pembangunannya oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu. Bangunan Gedung PWI yang diharapkan oleh para Kuli Tinta sudah bisa digunakan, dibiarkan saja Makrak bahkan tumbuh subur rumput dan ilalang.(Foto-Dadang/Dialog).  

Pohon dibiarkan






DibiarkanPohon Mangga milik Warga di Jalan Siliwangi Kelurahan Paoman Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Yang jaraknya sekitar 50 Meter dari kantor Kelurahan Paoman dibiarkan saja baik oleh Pemilik pohonnya maupun oleh pemerintah walaupun dahan yang rimbun daunnya sudah menyeberang dan menutup jalan tersebut. Hal itu mengkhawatirkan pengguna jalan akan tertimpa dahan pohon mangga tersebut.(Foto-Dadang/Dialog).

Jumat, 27 Januari 2017

Memfasilitasi Siswa Meraih Prestasi Di SMAN 1 Haurgeulis





Kepala SMAN 1 Haurgeulis  Drs. Asep  Ramli MSi.

Indramayu, Dialog- 19/01/2017- “Sekolah senantiasa selalu memfasilitasi siswa agar mereka berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik”. Demikian dikemukakan Kepala SMAN 1 Haurgeulis Drs. Asep Ramli MSi ketika ditemui Dialog kamis (19/1) di ruang kerjanya yang dihadiri pula Wakasek Sarpras Noman Supandi SE dan Wakasek Pengembangan Mutu Ambar Triwidodo SPd.
Dijelaskan, dibidang akademik guru-guru memberikan bimbingan pengembangan mutu terhadap siswa ketika menghadapi olympiade akademik serta mengadakan pendalaman materi pelajaran dalam menghadapi ujian smester dan ujian nasional. Sedangkan dibidang non akademik, sekolah melengkapi sarana olahraga dan kesenian serta mengadakan latihan yang lebih intensif dalam menghadapi even pertandingan.
Beasiswa Bidik Misi
Dengan memberikan fasilitas seperti itu, hasil yang dicapai memuaskan sesuai dengan yang diharapkan. Dibidang akademik, pada tahun akademi 2016/2017 ini ada 20 siswa lulusan SMAN 1 Haurgeulis tahun 2016 yang tengah mengikuti kuliah di berbagai perguruan tinggi dengan mendapatkan beasiswa “program bidik misi” pemerintah.
Ke 20 lulusan itu kuliah di UNPAD 5 orang, UIN 3, Guna Dharma 3, IPB 3, UPI 2, Univ. Siliwangi 2, Unsika Karawang 1, dan di STAN Jakarta 1 orang. Sesuai program pemerintah, bea siswa bidik misi diberikan kepada lulusan SLTA yang berasal dari keluarga kurang mampu dibidang ekonomi namun memiliki prestasi yang bagus dibidang akademik.
Menghadapi tahun akademi 2017/2018 mendatang, SMAN 1 Haurgeulis saat ini sedang mempersiapkan guna merekomendasikan 120 siswa agar bisa mengikuti program beasiswa bidik misi dari pemerintah melalui Kemenristek Dikti. Dalam pengajuan rekomendasi sejak pemenuhan berkas persyaratan hingga pendaftaran ulang di perguruan tinggi negeri, siswa tidak dipungut biaya sedikitpun karena sekolah menanggulangi seluruh biaya yang diperlukan.
Prestasi Olahraga
Sedangkan dibidang non akademik, siswa SMAN 1 Haurgeulis pada tahun pelajaran 2016/2017 berhasil menunjukkan prestasi dalam berbagai pertandingan baik yang diadakan di Indramayu, Bandung maupun kota-kota lainnya.
Prestasi paling akhir, diraih siswa Azis Rijal Mukhlis dalam Kejuaran Karate Terbuka wilayah III Cirebon yang diadakan di Majalengka pada bulan Desember 2016. Pada kejuaraan itu, Azis berhasil menjadi Juara II Kata Beregu Junior Putra. Sedangkan siswa Rendi Ardiyanto meraih prestasi dalam kejuaran Taekwondo tingkat nasional yang diselenggarakan oleh UPI Bandung dengan menjadi Juara III Kyorugi under 73 kg.
Sebelumnya, siswa SMAN 1 Haurgeulis menjadi juara 2 utama LCCK Wira dan Juara 2 Madya KPM pada arena Jumbara PMR Kabupaten Indramayu, Juara Purwa 3 pada ajang LKBB se Jawa Barat, DKI dan Banten yang diadakan di SMKN 1  Losarang, serta beberapa juara dalam lomba kepramukaan yang diadakan oleh STKIP 11 April Sumedang. (syafrudin/dedi),

Untuk memenuhi Ketersediaan Buku Pelajaran Sekolah, Penerbit Erlangga Gelar Bazaar Buku








Dialog, Indramayu  - 23/01/2017 – dengan Motto “ Kami Melayani Ilmu Pengetahuan “, nampaknya tidak berlebihan bagi Penerbit Erlangga, pasalnya Penebit yang lebih banyak menerbitkan buku-buku untuk pendidikan yang sudah berkecimpung di Kabupaten Indramayu sekitar dua puluh tahun  lamanya, tentunya sudah dikenal dikalangan masyarakat khususnya di dunia pendidikan.” Kami selalu siap melalayani ilmu pengetahuan khususnya di Indramayu dengan menyediakan akan kebutuhan buku-buku yang dibutuhkan baik untuk Siswa maupun untuk para guru. Seperti halnya sekarang ini kami menggelar Bazaar Buku dihalaman sekolah SDN Margadadi I, II, III, IV, V, Dan SDN Margadadi VI dalam rangka selain kami mendekatkan diri dengan orang tua Siswa maupun siswa, juga menunjukkan bahwa kami tidak saja menjual lewat sekolah, yang terkadang dianggap memaksa untuk membeli buku-buku kami. Padahal tidak ada pemaksaan sama sekali untuk membeli buku-buku kami. Dan harganyapun sama baik yang dijual melalui sekolah, dijual di toko-toko buku, maupun dengan Bazaar seperti sekarang ini  “ jelas Akiri Sahyani (30) salah seorang karyawan Penerbit Erlangga yang juga penanggung jawab bazar, kepada Dialog Senin (23/01).
Dikatakan Akir (sapaan Akrab Akiri), dalam bazaar buku ini kami menyediakan buku-buku pelajaran sebagai sumber belajar baik di sekolah maupun di rumah. Karena buku yang ada disekolah tidak bias dibawa kerumah, sehingga kami mencoba menawarkan buku-buku pelajaran yang sama seperti yang ada disekolah untuk bisa dimiliki Siswa untuk dapat digunakan sebagai sumber belajar di rumah, “ selama ini buku yang disediakan sekolah kapasitasnya tidak bisa dibawa kerumah, tentunya itu akan menghambat akan kegiatan belajar anak di rumah. Apalagi kalau harus mengerjakan PR, tentunya anak maupun orang tua akan mengalami kesulitan untuk sumber belajarnya. Dan dengan adanya kami penyediakan penjualan buku-buku pelajaran setidaknya dapat membantu para orang tua dan siswa untuk memudahkan memperoleh sumber belajar, “ tuturnya.
Lebih lanjut Akir mengatakan,  sekarang ini kami menyediakan buku-buku pelajaran untuk kelas 1 sampai kelas 6, sementara ini kami baru menyediakan mencetak  buku tematik terpadu untuk kelas 1 dan kelas 4 yang mengacu pada revisi kurikulum  tahun 2013 (Kurtilas). Dan untuk kelas 2, 3,5 dan kelas 6 kemunginan dicetak tahun depan. Hal itu Karen kita mengikuti regulasi pemerintah hasil revisi Kurtilas. Dan di tahun ajaran baru 2017 akan dicetak tematik terpadu tambahan menjadi kelas 1,2,4 dan kelas 5, sementara untuk kelas 3 dan 6 kita masih tawarkan dengan buku KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006. Keculi bagi sekolah-sekolah sebagai pailot project sudah disediakan buku tematik terpadu dari kelas 1 sampai kelas 6, katanya.
Akir menambahkan, dengan adanya pola penjualan seperti Bazaar ini, kita bisa lebih dekat dengan orang tua siswa, sehingga keluhan-keluhan apapun dari orang tua siswa bisa langsung kami terima, baik itu keluhan kualitas buku, harga atau apapun.” Pada intinya kami Penerbit Erlangga khususnya di Kabupaten Indramayu siap menunjang dunia pendidikan yang berkualitas. Dan kami hadir di Indramayu siap melayani kebutuhan buku mulai dari Kober, TK, SD, SMP, SMA/SMK/Sederajat, serta Perguruan Tinggi. Dan kami juga melayani kebutuhan buku untuk peningkatan Mutu baik untuk Guru maupun Kepala Sekolah yang berkaitan dengan Kurtilias. Kalau nanti kami dibutuhkan akan penyediaan buku silahkan hubungi tim kami dilapangan maupun bisa datang langsung ke kantor kami di Perumahan Griya Asri 2 Jalan Aster No. 57 Pekandangan Kecamatan Indramayu,” pungkasnya.
Sementara itu, Hj, Iyus Rusyati, S.Pd.SD, Kepala SDN Margadadi 3 saat dimintai komentarnya mengatakan, dengan pola penjualan buku pelajaran seperti Bazaar ini merupakan pola yang baru dilakukan pihak penerbit, yang biasanya dititipkan melalui pihak sekolah. Hal itu dilakukan karena kami pihak sekolah tidak mau dikatakan mengkordinir untuk pembelian buku pelajaran. Bahkan kami juga tidak mau dianggap melakukan kegiatan Pungli (Pungutan Liar). Makanya kami menyarankan pihak Penerbit untuk menjual langsung ke orang tua siswa, tuturnya.
Iyus menambahkan, sebenarnya dengan cara menjual langsung seperti pola Bazaar Buku yang dilakukan pihak Penerbit tidak melalui sekolah. Banyak orang tua siswa yang mengeluh kepada kami. Karena kalau dengan pembelian langsung karena memang buku pelajaran sangat diperlukan sehingga mereka harus membeli secara kontan. Sementara kalau lewat sekolah, bagi orang tua siswa yang kurang mampu bisa kami bantu dengan meminta kepada pihak penerbit untuk dapat dicicil, “ apa boleh dikata, karena kami tidak mau dianggap  mengkoordinir, memaksa, bahkan dianggap pungli, sehingga pembelian buku pelajaran yang dibutuhkan untuk beli langsung ke toko-toko atau ke Bazar Buku. Konsekwensinya tentunya harus dibayar kontan,” tandasnya.
Ditempat terpisah,  Salah seorang orang tua Muhamad Nazir Siswa Kelas 1 SDN Margadadi III saat dimintai komentarnya mengatakan, sebenarnya kalau bagi saya, untuk pembelian buku pelajaran yang dibutuhkan bagi anak-anak  lebih efektif disediakan disekolah melalui koperasi sekolah. Karena selain memang buku yang dibutuhkan yang harus dipakai di sekolah, juga tidak repot-repot ke toko-toko atau antri membeli di Bazaar Buku, “ kalau penjualan buku pelajaran melalui sekolah dianggap pungli, saya pikir itu tidak benar. karena agar anak-anak kita tidak ketinggalan pelajaran dan biar pinter tentunya sangat membutuhkan buku pelajaran, sementara buku-buku pelajaran dari sekolah tidak bisa dibawa ke rumah, konsekwenisnya ya harus beli. Dan beli di sekolah maupun di luar itu sama saja dan harganyapun sama. Jadi kalau beli di sekolah dianggap pungli itu dasarnya apa, dan waktu kami membeli buku pelajaran di sekolah tidak merasa dipaksakan,” tegasnya. 

Hal senada juga dikatakan Ambar Maharani (43)  Orang tua siswa Kelas 6 SDN Margadadi IV, Ia mengatakan, kalau pembelian buku pelajaran lebih nyaman melalui sekolah, dan tidak harus orang tua membeli di toko-toko atau datang ke Bazaar Buku seperti ini.” Bagi saya sih, lebih baik penjulan buku pelajaran yang dibutuhkan anak saya melalui koperasi sekolah. Kalau penjualan buku dianggap pungli itu aneh, kan kita beli buku dan ada bukunya. Saya sih berharap penjualan buku pelajaran kedepan agar kembali lagi melalui Koperasi sekolah, tidak harus repot-repot ke toko buku atau datang ke Bazaar Buku,“ pintanya.(dadang).