Cari Blog Ini

Kamis, 11 Juni 2015

Sawah Kering, Padi Terancam Tumbuh Tidak Normal

(Indramayu, Dialog)- Ribuan hektare sawah di sejumlah desa yang kini berada diambang puso alias gagal panen lantaran pasokan air tidak tercukupi. Sudah rawan gagal panen, kekurangan pasokan air juga membuat tanaman padi terancam tidak tumbuh dengan normal akibat serangan hama penyakit. Musim kemarau tahun ini, benar-benar membuat para petani di wilayah pantura Kabupaten Indramayu kelimpungan. Risikonya memang tinggi. Bisa mati kekeringan, atau kalaupun bertahan hidup tanaman padi tumbuh kerdil karena kurang air, tutur Ucup, salah seorang petani di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Minggu (31/5).
Saat ini saja, terdapat ribuan hectare sawah di sejumlah desa yang kini berada diambang puso alias gagal panen lantaran pasokan air tidak tercukupi. Bila selamat dari kekeringan, ancaman hama penyakit bakal menyusul kemudian.
Hal itu dibenarkan ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono. Dia menyebut, sedikitnya 5.800 hektare sawah yang tersebar di 12 desa, terancam kekeringan dan terserang hama penyakit. Jika tak segera diatasi, maka potensi kerugian yang dialami para petani bisa mencapai miliaran rupiah. Hal itu berdasarkan tingginya modal tanam yang dikeluarkan petani.
Ancaman gagal panen terjadi menyusul minimnya pasokan air dari bending Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta dan dari bending Rentang yang terletak di Kabupaten Majalengka. Sedangkan tanaman padi yang terancam kekeringan itu berumur sekitar 10-15 hari.

Petugas POPT Kecamatan Kandanghaur, Joardi mengungkapkan, salah satu ancaman hama dan penyakit yang patut diwaspadai oleh para petani dimusim kemarau adalah penggerek batang atau sundep beluk. Serangan penggerek batang padi ini bisa membuat anakan tanaman padi tumbuh kerdil atau bahkan mati dan isi gabah menjadi hampa. “Kalau untuk hama tikus dan wereng, sejauh ini relative aman,” ujar dia.(WANDI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar