Cari Blog Ini

Rabu, 24 April 2013

Petani Minta Ganti Rugi Tanaman, Pekerjaan Jalan Tol di Indramayu Terganggu


(Indramayu, Dialog)- Sedikitnhya 150 orang petani warga Desa Cikamurang Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu (STI), Sabtu (20/4) mengadakan demonstrasi di blok Prabon Desa Sanca Kecamatan Gantar dimana diareal itu sedang dikerjakan pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan.
Dalam aksinya Mereka mendekati alat-alat berat yang sedang beroperasi sambil berteriak-teriak meminta kepada PT. Fajar selaku pelaksana pembangunan jalan Tol tersebut untuk membayar ganti rugi tanaman para petani yang ada di areal antara Station 155 hingga Station 158. PT Fajar mempunyai tugas mengerjakan pembangunan jalan tol sepanjang 8,7 km dari station 149+600 sampai dengan station 158+300.
Karena areal station 155 hingga 158 secara administrasi pemerintahan berada di wilayah Kecamatan Terisi dan pada wilayah kerja Perhutani masuk kedalam KRPH Sanca Gantar, maka pengamanan demonstrasi dilaksanakan secara bersama oleh para petugas keamanan dari Koramil serta Polsek dari  Terisi dan Gantar.
Baik Kapolsek Terisi AKP H. Abdul Zahri maupun Kapolsek Gantar Iptu Pol Acep Hasbullah menegaskan dengan pengamanan bersama itu maka jalannya demonstasi berlangsung aman dan terkendali. Pihak keamanan telah mengkordinasikan adanya pertemuan antara para petani dengan pelaksana proyek sehingga tuntutan petani tersalurkan dalam suasana keamanan yang kondusif.
Mengganggu Pekerjaan,
Sementara itu, Site Manager PT Fajar Ir. Dedi Suprapto kepada wartawan menjelaskan dalam MOI antara PT. Lintas Marga  Swadaya (LMS)  selaku  owner dengan PT Fajar selaku pelaksana ditegaskan bahwa kondisi lahan untuk jalan tol sudah tidak ada masalah dan tinggal clearen.  Dikatakan, sewaktu diadakan pembayaran ganti rugi beberapa waktu lalu sebenarnya sudah diumumkan agar petani tidak menanami lagi lahan yang telah dibebaskan itu, namun kenyataannya ditanami lagi, Dalam schedule kami, sampai dengan 22 April 2013 harus sudah clear pembersihan jalan streeping, namun dengan demonstrasi yang diadakan beberapa kali maka kelancaran pekerjaan menjadi terganggu. Selama 10 hari terjadi stagnasi pekerjaan menyebabkan schedule baru terealisir 60 persen”, jelas Ir. Dedi Suprapto.
 Demonstrasi berlangsung dari jam 11.30 hingga 14.00 WIB, namun hingga usai belum diperoleh suatu kesepakatan apapun sehingga petani meminta agar pekerjaan proyek dihentikan dulu selama 3 hari, ”Kami telah melaporkan peristiwa ini kepada pimpinan perusahaan di Jakarta, maka selanjutnya masalah ini akan dibahas di Jakarta antara pimpinan PT. LMS dan pimpinan PT. Fajar supaya didapatkan jalan keluar yang terbaik. Kita tunggu saja hasilnya dalam beberapa hari ini”, pungkas Site Manager. (Dad/Syafrudin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar