Cari Blog Ini

Selasa, 20 November 2012

Kurun Waktu Lima Tahun Kebelakang, Sub Divre Indramayu Tahun 2012 Capai Target Tertinggi


Indramayu, Dialog)- Selama kurun waktu Lima tahun kebelakang sebut saja sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, Perum Dolog Sub Divisi Regional (Sub Divre) Indramayu, dalam perolehan pengadaan stock beras memperoleh target tertinggi yakni sampai dengan pertengahan bulan Nopember 2012 ini sebanyak 100 Ribu Ton. Dari target awal pengadaan beras yakni sebanyak 90 Ton. Karena telah melampaui target sehingga Sub Divre Indramayu meningkatkan target pengadaan beras untuk tahun 2012 sampai akhir Desember  sebanyak 120 Ribu Ton.
Adapun pengadaan beras terhitung sejak tahun 2008 capainya sebanyak 54 Ribu Ton, tahun 2009 capainya sebanyak 96 Ribu Ton dari target 90 Ribu Ton,  tahun 2010 capainya sebanyak 74 Ribu Ton, Tahun 2011 sempat turun dengan capaian sebanyak 45 Ribu Ton, hal itu karena dipengaruhi oleh menggunakan HPP tahun 2010, dan untuk tahun 2012 ini naik lagi sampai dengan bulan Nopember sudah tercapai pengadaannya sebanyak 100 Ribu Ton,  “ peningkatan target sebanyak 120 Ribu Ton optimis  sampai dengan akhir Desember 2012 bisa tercapai, “ Jelas  Sudarsono, Kepala Sub Divre Indramayu, saat ditemui Dialog diruang kerjanya Senin (12/11) kemarin.
Sudarsono lebihlanjut menjelaskan, walaupun masa panen Gadu di Indramayu sudah selesai, namun  kami optimis target 120 Ribu Ton sampai akhir tahun 2012  bisa tercapai, hal itu karena masih banyak masyarakat yang menyimpan gabahnya, selain itu pula untuk bisa mencapai target tersebut, kami dorong untuk pengadaan dari tiga pemasok yakni Satuan Tugas (Satgas), Mitra Kerja Besar , dan Mitra Kerja Kecil yang biasa disebut pasukan semut yang dulu hanya memasok ke penguasa-pengusaha bisa langsung ke Sub Divre melalui UKGB (Unit Pengolahan Gabah Beras) yakni diwilayah Gudang Kerangkeng, Gudang Kertasemaya dan Gudang Bangodua Kabupaten Indramayu untuk supaya bersama-sama memenuhi target tersebut, Jelasnya.
            Dikatakan Sudarsono,  walaupun persaingan dengan para tengkulak atas pembelian gabah dari masyarakat, kami yakin masyarakat sekarang ini lebih baik menjual kepada kami kalau harga pembeliannya sama atau lebih rendah sedikit dari tengkulak, pasalnya sekarang ini para tengkulak kalau membeli gabah dari masyarakat tidak kontan, sementara kalau kami dibayar kontan. Kecuali harga pembelian kami harganya jauh lebih rendah dari para tengkulak. Untuk sekarang ini HKG (Harga Kering Giling} berdasarkan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) Sebesar Rp. 4.200 dan kami juga terima untuk HKG sebesar Rp. 4.200, semenatara  untuk harga berasnya kami terima Rp. 4.400. tetapi kami juga menerima HKG melebihi HPP yakni Gabah dari Eks tanam Gadu yang kualitasnya lebih bagus yang diterima melalui UKGB, karena di Bulog sekarang ini ada PSO (Publik Service Operation) dan Komersil sementara ini komposisinya PSO 70 % dan Komersil masih 30 %. Kedepan komposisinya bisa saja terbalik yakni PSO 30 % sementara Komersilnya 70 %, dan kalau komersilnya sampai 70 % masyarakat petani akan diuntungkan , tandasnya.   
            Lebihlanjut Sudarsono mengatakan, perlu diketahui untuk kebutuhan akan pengadaan beras bagi Kabupaten  Indramayu sendiri itu hanya 35 Ribu Ton selama satu tahun, sementara tahun 2012 saja sekarang ini pengadaan beras kami sudah mencapai  100 Ribu Ton, “ sehungan dengan Kabupaten Indramayu sebagai salah satu daerah lumbung beras di Jawa Barat, sehingga Sub Divre Indramayu berkewajiban agar bisa membantu daerah lain. Selama ini kami membatu dengan istilah Move Div, yakni ke Sub Divre wilayah Bandung meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan  Cimahi,  Sub Divre Wilayah Cianjur Meliputi Wilayah Bogor dan Sukabumi yang jumlah Move Divnya sebanyak 35 Ribu Ton Per tahun,.
            Sudarsono menambahkan, adapun untuk target pengadaan tahun 2013 kami perkirakan sama seperti tahun 2012 yakni sebanyak 120 Ribu Ton., “ kami berharap agar Sub Divre Indramayu ini lebih baik dan meningkat lagi, khususnya untuk seluruh karyawan kami agar memberikan pelayanan yang prima dan optimal baik memberikan pelayanan kepada Mitra Kerja, pelayanan kepada keluar masuk pengadaan di Gudang maupun pelayanan kepada masyarakat penerima Raskin (Beras Miskin), sehingga apa yang diharapkan pemerintah maupun masyarakat terpenuhi, “ tandasnya.(Dadang).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar