(Indramayu, Dialog)- Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu yang dulu
dikategorikan sebagai Inpres Desa Tertinggal (IDT) dengan tingkat angka
pengangguran mencapai 42,8 persen, dapat bergerak maju dan terus mengalami
perubahan dan pergeseran yang signifikan. Kini Desa Majasari telah ditetapkan sebagai peserta Lomba Desa
Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2016, setelah sebelumnya tim juri melakukan
observasi lapangan dan penilaian secara obyektif.
Wartono,S.Pd.,
M.Si. Kuwu (Kepala Desa-Red) Desa Majasari keada Wartawan mengatakan, dirinya
mewakili Kabupaten Indramayu untuk mengikuti lomba desa tingkat Provinsi Jawa
Barat, adalah sebuah kesempatan emas yang harus bisa dibuktikan kepada seluruh
masyarakat desa dan Kabupaten Indramayu. Dengan usaha keras, pihaknya sudah
mampu menyelesaikan beberapa tahapan yang sudah dilalui. Menurutnya, hal
tersebut adalah sebuah sinyal bahwa Pemerintahan yang dipimpinnya bakal lolos
dan menjadi perhatian masyarakat Provinsi Jawa Barat.“Sejak tahun 2012, dengan
berbagai terobosan dan inovasi, kami mampu menekan angka kemiskinan hingga pada
level 8 persen adalah sebuah upaya yang serius menuju Desa Peradaban,”
ungkapnya.
Dikatakan
Wartono, sejak dirinya ditetapkan sebagai bagian dari empat desa terbaik
tingkat Jawa Barat, luncuran program menuju Desa IT (Informasi Teknologi) dan
ICT (Informasi Centre Teknologi) sudah berjalan dengan baik. Penghargaan dari
Gubernur Jawa Barat sebagai Komunitas Teknologi Informasi dan Komunikasi
terbaik se-Jawa Barat kategori mandiri pada tahun 2014, adalah bukti eksistensi
penerapan IT di Desa Majasari. Penerapan IT di Desa Majasari dilakukan untuk
mempermudah pelayanan kepada masyarakat.“Desa Majasari saat ini sudah memiliki
Pusat Layanan IT, Internet Gratis, Radio Komunitas, sms broadcast , website
desa sebagai system informasi desa dan yang membanggakan pula, Perpustakaan
Desa Majasari sebagai pusat literasi warga di tahun yang sama meraih juara 3
tingkat Nasional,” ungkapnya.
Dengan terobosan
dan inovasi yang mengutamakan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa),
penguatan sistem kelembagaan dan budaya gotong royong dipastikan pergerakan
ekonomi kerakyatan, melalui pola klaster usaha yang berbasis potensi pertanian dan
peternakan akan dapat dipacu dengan segera, sehingga Visi Majasari Religius,
Apresiatif, Produktif, Inovatif dan Harmonis (RAPIH) dapat segera
dituntaskan.“Peluang emas ini hanya terjadi satu kali, maka kami mewakili
wilayah Pantura Jawa Barat bertekat untuk menjadi Jawara di ajang lomba Desa
Tingkat Provinsi Jawa Barat dengan segala potensi dan keunggulan yang nanti
akan dinilai,” Jelasnya.
Sementara itu Camat
Kecamatan Sliyeg Sliyeg, Dulyono, Sos., M.Si kepada Wartawan mengatakan, selama dirinya bertugas menjadi
Camat baru, sekarang menemukan desa yang minim potensi tetapi mampu
menggerakkan, mengeksplorasi dan memanfaatkanya sumber daya yang ada, melalui
kerjasama dengan semua pihak, sehingga bisa berkembang dari desa IDT menjadi
desa yang maju dan kaya berprestasi.“Desa Majasari mampu memberdayakan
masyarakat untuk menggali potensi desa dan menjadikan masyarakatnya lebih
produktif, terbukti banyak NGO Lokal maupun Nasional dan para Akademisi yang
bekerjasama, menjadikan Majasari menjadi labsite, menjadi daya dukung
tersendiri dalam peningkatan kapasitas warga.” Paparnya.(saelatun).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar