(Indramayu,
Dialog)- Puluhan
warga yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa
menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam aksi tersebut,
mereka menggelar aksi bungkam dengan menempelkan beberapa stiker yang
bertuliskan “Tolak Kenaikan Harga BBM” di sejumlah tempat seperti warung,
pangkalan ojek, serta angkutan umum, Sabtu (8/6). Aksi tersebut dilakukan
sebagai rerfleksi bahwa pemerintah yang memang bungkam dan merasa tak ada
masalah dalam rencana kenaikan harga BBM ini.
Syahrudin sebagai koordinator
aksi kepada Wartawan mengatakan, aksi yang dilakukan itu sebagai bentuk
perjuangan masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM. “Entah apa yang
dipikirkan pemerintah dengan rencana ini. Sudah jelas opsi menaikkan BBM itu
sangat tidak realistis. Kenaikan harga BBM yang masih dalam wacana sudah
membuat harga sembako melambung. “Yang paling lucu harga jengkol mampu
mengalahkan harga daging. Mau dibuat bagaimana masyarakat ke depan,” jelasnya.
Syahrudin menambahkan, massa juga
menolak adanya program BLSM (Bantuan Langsung SementaraMasyarakat) yang hanya
menjadi sebuah pembungkam pembodohan karena hanya membuat masyarakat
ketergantungan, namun tidak produktif.
Jika mau menyejahterakan, seharusnya membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya
dan bangkitkan industri kecil. Mereka juga
berharap kepada anggota DPRD agar mau mendengar keluhan masyarakat yang menolak
rencana kenaikan harga BBM. Karena anggota DPRD dipilih oleh akyat, dan mereka
harus memperjuangkan kepentingan masyarakat, harapnya.
Sementara, salah seorang Supir
angkot 01 jurusan Balongan-Indramayu, Supri (40), mengatakan, sepakat agar
pemerintah tak menaikan harga BBM. Pasalnya, dengan pendapatan sekarang sudah
pas-pasan, apalagi jika harga BBM naik. Selain penumpang akan sepi pasti
berujung kepada berkurangnya pendapatan, katanya.
Selain Supir angkot yang mengeluh
rencana kenaikan harga BBM, sejumlah Tukang Ojek pun merasa mengeluh atas rencana
kenaikan harga BBM. Yanto Pentag (42),
salah seorang Tukang Ojek yang mangkal di Bunderan Kijang mengatakan, jika harga BBM benar-benar naik, ia akan memilih
pekerjaan lain dan menjual motornya saja. Karena jika dipaksakan tentunya akan
mencekik hidupnya. “Penghasilan ngojek itu berapa sih mas, belum lagi nanti
sembako naik,” keluhnya.(Dede).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar