(Indramayu, Dialog)- Belum lama
dibangun bunderan jeruk di Jalur Pantura Sukra-Patrol Kabupaten Indramayu,
dengan areal tugu seluas 100 meter persegi itu sudah menjadi kawasan kumuh.
Bahkan tugu yang belum diberi nama itu bakal menjadi lokasi mesum. Pasalnya,
tugu tersebut menjadi tongkrongan anak muda. Dan saat malam hari banyak pula
truk-truk yang terparkir di bunderan tersebut, jelas Udin (52) warga sekitar, kepada
Dialog, kemarin.
Dikatakan Udin, dengan kondisi seperti
itu kami merasa miris. Baru dibangun tembok yang mengitari tugu mirip corong
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) serta dikelilingi puluhan ornamen mirip
sirip ikan Hiu itu sudah penuh coretan cat oleh oknum tidak bertanggung jawab. Padahal
pembangunan tugu dengan tinggi sekitar 10 meter tersebut menelan biaya yang
sangat besar. Namun sayang, peruntukan dan manfaatnya tidak jelas, tandasnya.
Sementara di tempat terpisah Kuwu (Kepala Desa-Red) Desa/Kecamatan
Patrol, Kabupaten Indramayu, Carita mengaku, sampai sekarang ia tidak tahu
nama, tujuan dan maksud dibangunnya tugu yang berlokasi di perbatasan Desa
Patrol dengan Desa Sumuradem Timur tersebut. Hanya saja, dilihat dari
ornamennya, tugu tersebut memang mirip corong PLTU, “Mungkin dibangun sebagai
tanda selamat datang, karena disitu dekat dengan lokasi PLTU. Kalau sirip ikan
Hiu, barangkali menegaskan Indramayu
sebagai daerah pantai,” terangnya.
Berbeda dengan pendapat Udin, Kuwu Carita menilai kawasan tugu bisa
difungsikan sebagai tujuan wisata, tempat peristirahatan atau lokasi kuliner
baru. Asalkan infrastruktur dan penataannya dilengkapi dengan baik. Misalnya
dengan memasang lampu penerangan, penyediaan fasilitas umum dan rest area
(tempat peristirahatan) bagi pengendara, “ sebenarnya lokasinya tersebut sangat
strategis mudah dijangkau oleh pengendara. Kalau ditata dengan rapi, Saya yakin
kawasan tugu akan bermanfaat asal dikelola dengan baik,” tandasnya.(Sukim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar