(Indramayu, Dialog)- Sedikitnhya 150 orang petani warga Desa Cikamurang
Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu (STI),
Sabtu (20/4) mengadakan demonstrasi di blok Prabon Desa Sanca
Kecamatan Gantar dimana diareal itu sedang dikerjakan pembangunan jalan tol
Cikampek-Palimanan.
Dalam aksinya Mereka mendekati
alat-alat berat yang sedang beroperasi sambil berteriak-teriak meminta kepada
PT. Fajar selaku pelaksana pembangunan jalan Tol tersebut
untuk membayar ganti rugi tanaman
para petani yang ada di areal antara Station 155 hingga Station 158. PT Fajar mempunyai tugas mengerjakan pembangunan
jalan tol sepanjang 8,7 km dari station 149+600 sampai dengan station 158+300.
Karena areal station 155 hingga 158 secara
administrasi pemerintahan berada di wilayah Kecamatan Terisi dan pada wilayah
kerja Perhutani masuk kedalam KRPH Sanca Gantar, maka pengamanan demonstrasi
dilaksanakan secara bersama oleh para petugas keamanan dari Koramil serta
Polsek dari Terisi dan Gantar.
Baik Kapolsek Terisi AKP H. Abdul Zahri maupun
Kapolsek Gantar Iptu Pol Acep Hasbullah menegaskan dengan pengamanan bersama
itu maka jalannya demonstasi berlangsung aman dan terkendali. Pihak keamanan
telah mengkordinasikan adanya pertemuan antara para petani dengan pelaksana
proyek sehingga tuntutan petani tersalurkan dalam suasana keamanan yang
kondusif.
Mengganggu Pekerjaan,
Sementara itu, Site Manager PT Fajar Ir. Dedi Suprapto
kepada wartawan menjelaskan dalam MOI antara PT. Lintas Marga Swadaya (LMS) selaku owner
dengan PT Fajar selaku pelaksana ditegaskan bahwa kondisi lahan untuk jalan tol
sudah tidak ada masalah dan tinggal clearen. Dikatakan, sewaktu diadakan pembayaran ganti rugi
beberapa waktu lalu sebenarnya sudah diumumkan agar petani tidak menanami lagi
lahan yang telah dibebaskan itu, namun kenyataannya ditanami lagi, “ Dalam schedule kami, sampai
dengan 22 April 2013 harus sudah clear pembersihan jalan streeping, namun
dengan demonstrasi yang diadakan beberapa kali maka kelancaran pekerjaan
menjadi terganggu. Selama 10 hari terjadi stagnasi pekerjaan menyebabkan
schedule baru terealisir 60 persen”, jelas Ir. Dedi Suprapto.
Demonstrasi berlangsung dari jam 11.30 hingga
14.00 WIB, namun hingga usai belum diperoleh suatu kesepakatan apapun sehingga
petani meminta agar pekerjaan proyek dihentikan dulu selama 3 hari, ”Kami telah melaporkan peristiwa
ini kepada pimpinan perusahaan di Jakarta, maka selanjutnya masalah ini akan
dibahas di Jakarta antara pimpinan PT. LMS dan pimpinan PT. Fajar supaya didapatkan jalan
keluar yang terbaik. Kita tunggu saja hasilnya dalam beberapa hari ini”,
pungkas Site Manager. (Dad/Syafrudin)