Indramayu, Dialog) –
Masih ingat Casna Al Himmi (40) dan Moh Saeful Anhar (8), bapak dan anak korban
luka bakar akibat musibah ledakan Tabung gas elpiji (LPG) masih menjalani
perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) yang pernah ditulis koran ini.
Hingga saat ini, pasca
kejadian, Casna masih berada di ruang isolasi dua RS Pelabuhan, Klayan, Kabupaten
Cirebon. Sedangkan Anhar, dirawat terpisah di rung di Pediartic Intensiv Care
Unit (PICU), RS Sumber Waras, Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan Keterangan yang
dihimpun Dialog, kondisi keluarga asal Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur,
Kabupaten Indramayu setelah musibah pada Jumat (24/8) lalui, secara umum sudah
mulai membaik. Luka bakar di beberapa bagian tubuh mereka telah mengering.
Namun, baik Casna maupun Anhar belum
diperolehkan turun dari tempat tidur. ” Luka- lukanya sudah mengering. Tapi
pergerakan anggota tubuhnya belum sempurna. Terutama bagian jari-jari di kedua
tangan dan kaki. Mungkin karena kulit bekas luka bakarnya masih lengket dan ada
yang menyatu, jadi belum dapat bergerak bebas,” terang Casmin (35) salah satu keluarga
korban.
Selama menjalani perawatan di
dua RS tersebut, keduanya telah menjalani operasi pembersihan luka agar tidak
terenfeksi. Khusus Anhar yang menderita luka bakar combustio grade II dengan
luka bakar mencapi 40 persen, telah dioperasi sebanyak 3 kali. Saat ini, bocah
yang baru duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar (SD) itu sudah bisa mekani
bubur. Hanya untuk memudahkan buang air, ia dipakaikan pembalut (pempers). Sementara
Casna, yang mengalami luka bakar parah pada bagian tangan dan perut, hanya
dioperasi satu kali pada saat awal-awal masuk RS, tutur Casmin.
Saat ditanya kapan keduanya
bisa pulang ke rumah, Casmin belum bisa memprediksikan,” keinginan kami sih
cepat-cepat pulang. Tapi ini kan bukan pasien biasa. Khawatir saat dirumah, lukanya justru malah tambah parah
karena perawatannya tidak maksimal. Jadi kami serahkan saja kepada pihak rumah
sakit. Pihak keluarga saat ini terus berusaha menggalang dana untuk menutup
kekurangan biaya perawatan di dua RS tersebut. Pasalnya, biaya yang di
keluarkan sudah sangat besar. Nilainya mencapai Rp 60 juta lebih untuk dua orang
atau maing-masing Rp30 juta. Sebagian biaya sudah ditutupi setelah mendapat
suntikan dana dari pihak keluarga melalui urunan atau patungan. bongkar
tabungan, jual perhiasan. Utang sana-sini. Apa saja lah, yang penting cepat
sembuh, ” ’ungkapnya.
Dia mengakui, pihak keluarga
saat ini sangat mengharapkan sekali bantuan dari donatur untuk dapat
meringankan biaya pengobatan Casna dan anaknya menjalani perawatan di rumah
sakit. Apalagi selama ini, belum menerima bantuan dari pemerintah, ” kami
berharap baik dari Pemerintah Kabupaten Indramayu maupun dari para Dermawan
bisa memberikan bantuan dana untuk biaya pengobatan suadara kami, ” harapnya.(ARMO/DAD).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar