Orangtua murid
kelas VII SMP Negeri 2 Sindang Indramayu (gambar
Kanan) Agus Wahidin (Gambar Kiri) Sedang Bermusyawarah
(Indramayu,Dialog) - Musyawarah orang tua murid
dan Komite Sekolah (KS) SMP Negeri 2 Sindang, Indramayu diwarnai keributan
serta protes, Sabtu (24/08). Keributan dan protes itu dipicu oleh tidak
konsistennya pihak Komite Sekolah dengan perihal di dalam undangan yang
berbunyi: Musyawarah, ternyata dalam pertemuan
orang tua murid dan pihak komite sekolah yang diklaim secara sepihak sebagai musyawarah tersebut, hanya sekedar
menjebak para orangtua murid untuk menyepakati biaya bulanan sekolah serta
biaya pembangunan gedung lantai/tingkat
III sekolah ini yang telah diputuskan sebelumnya oleh komite
sekolah.
Kericuhan yang terjadi dalam
"musyawarah" yang melahirkan keputusan sepihak yang dilakukan oleh
pihak KS SMP Negeri 2 Sindang Indramayu tampaknya akan menjadi bola
panas yang akan membakar Kepala Sekolah ini, H.
Ade Sulaeman, M.Pd, beserta Komite
Sekolahnya sekaligus, antara lain Tatang Sukenda dan H. Satori. Pasalnya selama
"musyawarah" tak terlihat ada itikad baik dari Tatang Sukenda anggota
KS SMP Negeri 2 Sindang Indramayu
yang memimpin pertemuan tersebut untuk mengambil jalan tengah seperti yang
ditawarkan oleh para orangtua murid terkait biaya pembangunan tingkat III dan
biaya bulanan sekolah, agar biaya pembangunan dan iuran bulanan tersebut
disesuaikan dengan kemampuan orangtua murid.
"Kami para orangtua murid telah menyepakati
bahwa untuk sumbangan pembangunan gedung adalah 1 juta rupiah, bukan 3 juta
atau 2,5 juta dan iuaran bulanan sekolah 100 rupiah saja. Kan sudah
ada dana BOS serta bantuan lain dari Pemerintah," kata Agus Wahidin, salah satu orang tua
murid.
Agus menambahkan, bahwa mereka bukan meminta
pendidikan gratis namun, meminta agar pihak sekolah dan Komite Sekolah
mengingat bahwa setelah status sebagai sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dicopot
melalui keputusan Mahkamah Konstitusi dari SMP Negeri 2 Sindang maka semua
biaya yang semula ada dan dipungut di sekolah ini harus kembali seperti SMP
lainnya," Buat apa status RSBI-nya dicopot tapi biayanya masih sama?"
pungkasnya.
Dalam kuesioner yang disebarkan oleh oleh
pihak komite sekolah ke orangtua murid kelas VII tertulis biaya bulanan sekolah
berkisar antara 300 ribu sampai 200 ribu rupiah yang masih akan dimusyawarahkan
lagi. Akan tetapi Tatang Sukenda,
anggota Komite Sekolah SMP Negeri
2 Sindang Indramayu, mengatakan bahwa biaya tersebut sudah tidak
bisa dikurangi lagi, misalnya menjadi 150 ribu atau 100 ribu. Sekedar untuk
diketahui bahwa Tatang Sukenda yang anggota komite sekolah SMP Negeri 2
Indramayu ini merupakan kontraktor dan H. Satori sebagai Ketua Komite Sekolah
adalah seorang penjual bahan bangunan dan memiliki toko material, “ kata Supriyanto, salah satu orangtua murid
kelas VII kepada Wartawan.
Namun Tatang Sukenda selaku Anggota KS menanggapi
protes tersebut dengan sinis sambil mengatakan, "Iya, nanti kalau siswa
yang membayar 250 ribu ruangan kelasnya akan pakai AC dan bagi yang membayar
100 ribu ruangannya akan pakai ilir (kipas bambu-Red)," sergah Sukenda.(Kad/Dad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar