Dialog,
Indramayu - 23/01/2017
– dengan Motto “ Kami Melayani Ilmu Pengetahuan “, nampaknya tidak berlebihan
bagi Penerbit Erlangga, pasalnya Penebit yang lebih banyak menerbitkan
buku-buku untuk pendidikan yang sudah berkecimpung di Kabupaten Indramayu
sekitar dua puluh tahun lamanya,
tentunya sudah dikenal dikalangan masyarakat khususnya di dunia pendidikan.”
Kami selalu siap melalayani ilmu pengetahuan khususnya di Indramayu dengan
menyediakan akan kebutuhan buku-buku yang dibutuhkan baik untuk Siswa maupun
untuk para guru. Seperti halnya sekarang ini kami menggelar Bazaar Buku
dihalaman sekolah SDN Margadadi I, II, III, IV, V, Dan SDN Margadadi VI dalam
rangka selain kami mendekatkan diri dengan orang tua Siswa maupun siswa, juga
menunjukkan bahwa kami tidak saja menjual lewat sekolah, yang terkadang
dianggap memaksa untuk membeli buku-buku kami. Padahal tidak ada pemaksaan sama
sekali untuk membeli buku-buku kami. Dan harganyapun sama baik yang dijual
melalui sekolah, dijual di toko-toko buku, maupun dengan Bazaar seperti
sekarang ini “ jelas Akiri Sahyani (30)
salah seorang karyawan Penerbit Erlangga yang juga penanggung jawab bazar,
kepada Dialog Senin (23/01).
Dikatakan Akir (sapaan
Akrab Akiri), dalam bazaar buku ini kami menyediakan buku-buku pelajaran
sebagai sumber belajar baik di sekolah maupun di rumah. Karena buku yang ada
disekolah tidak bias dibawa kerumah, sehingga kami mencoba menawarkan buku-buku
pelajaran yang sama seperti yang ada disekolah untuk bisa dimiliki Siswa untuk
dapat digunakan sebagai sumber belajar di rumah, “ selama ini buku yang
disediakan sekolah kapasitasnya tidak bisa dibawa kerumah, tentunya itu akan
menghambat akan kegiatan belajar anak di rumah. Apalagi kalau harus mengerjakan
PR, tentunya anak maupun orang tua akan mengalami kesulitan untuk sumber
belajarnya. Dan dengan adanya kami penyediakan penjualan buku-buku pelajaran
setidaknya dapat membantu para orang tua dan siswa untuk memudahkan memperoleh
sumber belajar, “ tuturnya.
Lebih lanjut Akir
mengatakan, sekarang ini kami
menyediakan buku-buku pelajaran untuk kelas 1 sampai kelas 6, sementara ini
kami baru menyediakan mencetak buku
tematik terpadu untuk kelas 1 dan kelas 4 yang mengacu pada revisi kurikulum tahun 2013 (Kurtilas). Dan untuk kelas 2, 3,5
dan kelas 6 kemunginan dicetak tahun depan. Hal itu Karen kita mengikuti
regulasi pemerintah hasil revisi Kurtilas. Dan di tahun ajaran baru 2017 akan
dicetak tematik terpadu tambahan menjadi kelas 1,2,4 dan kelas 5, sementara
untuk kelas 3 dan 6 kita masih tawarkan dengan buku KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) tahun 2006. Keculi bagi sekolah-sekolah sebagai pailot project
sudah disediakan buku tematik terpadu dari kelas 1 sampai kelas 6, katanya.
Akir menambahkan, dengan
adanya pola penjualan seperti Bazaar ini, kita bisa lebih dekat dengan orang
tua siswa, sehingga keluhan-keluhan apapun dari orang tua siswa bisa langsung
kami terima, baik itu keluhan kualitas buku, harga atau apapun.” Pada intinya
kami Penerbit Erlangga khususnya di Kabupaten Indramayu siap menunjang dunia
pendidikan yang berkualitas. Dan kami hadir di Indramayu siap melayani
kebutuhan buku mulai dari Kober, TK, SD, SMP, SMA/SMK/Sederajat, serta
Perguruan Tinggi. Dan kami juga melayani kebutuhan buku untuk peningkatan Mutu
baik untuk Guru maupun Kepala Sekolah yang berkaitan dengan Kurtilias. Kalau
nanti kami dibutuhkan akan penyediaan buku silahkan hubungi tim kami dilapangan
maupun bisa datang langsung ke kantor kami di Perumahan Griya Asri 2 Jalan
Aster No. 57 Pekandangan Kecamatan Indramayu,” pungkasnya.
Sementara itu, Hj, Iyus
Rusyati, S.Pd.SD, Kepala SDN Margadadi 3 saat dimintai komentarnya mengatakan, dengan
pola penjualan buku pelajaran seperti Bazaar ini merupakan pola yang baru
dilakukan pihak penerbit, yang biasanya dititipkan melalui pihak sekolah. Hal
itu dilakukan karena kami pihak sekolah tidak mau dikatakan mengkordinir untuk
pembelian buku pelajaran. Bahkan kami juga tidak mau dianggap melakukan
kegiatan Pungli (Pungutan Liar). Makanya kami menyarankan pihak Penerbit untuk
menjual langsung ke orang tua siswa, tuturnya.
Iyus menambahkan,
sebenarnya dengan cara menjual langsung seperti pola Bazaar Buku yang dilakukan
pihak Penerbit tidak melalui sekolah. Banyak orang tua siswa yang mengeluh
kepada kami. Karena kalau dengan pembelian langsung karena memang buku
pelajaran sangat diperlukan sehingga mereka harus membeli secara kontan.
Sementara kalau lewat sekolah, bagi orang tua siswa yang kurang mampu bisa kami
bantu dengan meminta kepada pihak penerbit untuk dapat dicicil, “ apa boleh
dikata, karena kami tidak mau dianggap
mengkoordinir, memaksa, bahkan dianggap pungli, sehingga pembelian buku
pelajaran yang dibutuhkan untuk beli langsung ke toko-toko atau ke Bazar Buku.
Konsekwensinya tentunya harus dibayar kontan,” tandasnya.
Ditempat terpisah, Salah seorang orang tua Muhamad Nazir Siswa
Kelas 1 SDN Margadadi III saat dimintai komentarnya mengatakan, sebenarnya
kalau bagi saya, untuk pembelian buku pelajaran yang dibutuhkan bagi
anak-anak lebih efektif disediakan
disekolah melalui koperasi sekolah. Karena selain memang buku yang dibutuhkan
yang harus dipakai di sekolah, juga tidak repot-repot ke toko-toko atau antri
membeli di Bazaar Buku, “ kalau penjualan buku pelajaran melalui sekolah
dianggap pungli, saya pikir itu tidak benar. karena agar anak-anak kita tidak
ketinggalan pelajaran dan biar pinter tentunya sangat membutuhkan buku
pelajaran, sementara buku-buku pelajaran dari sekolah tidak bisa dibawa ke
rumah, konsekwenisnya ya harus beli. Dan beli di sekolah maupun di luar itu sama
saja dan harganyapun sama. Jadi kalau beli di sekolah dianggap pungli itu
dasarnya apa, dan waktu kami membeli buku pelajaran di sekolah tidak merasa
dipaksakan,” tegasnya.
Hal senada juga
dikatakan Ambar Maharani (43) Orang tua
siswa Kelas 6 SDN Margadadi IV, Ia mengatakan, kalau pembelian buku pelajaran
lebih nyaman melalui sekolah, dan tidak harus orang tua membeli di toko-toko
atau datang ke Bazaar Buku seperti ini.” Bagi saya sih, lebih baik penjulan
buku pelajaran yang dibutuhkan anak saya melalui koperasi sekolah. Kalau
penjualan buku dianggap pungli itu aneh, kan kita beli buku dan ada bukunya.
Saya sih berharap penjualan buku pelajaran kedepan agar kembali lagi melalui
Koperasi sekolah, tidak harus repot-repot ke toko buku atau datang ke Bazaar
Buku,“ pintanya.(dadang).