Cari Blog Ini

Rabu, 28 Agustus 2013

Penilaian Posyandu di Wanakaya Haurgeulis dan Baleraja Gantar



Drs. Dadang R MSi, Hadi Siswo SH, dan Sukri (Atas),Ketua PKK Ny. Neng Wati Ahmin dan ibu-ibu di Baleraja (Bawah)

(Indramayu, Dialog)-Walaupun berada jauh dari kota namun Wanakaya dan  Haurgeulis selalu diperhitungkan serta mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu karena keberhasilannya dalam berbagai penilaian baik lomba desa, adipura, dan sekarang posyandu. Demikian diungkapkan Plh. Camat Haurgeulis Drs. H. Dadang Rusyanto M.Si pada saat kedatangan tim penilai lomba posyandu di sekretariat Posyandu Srikaya Blok Giri Mulya desa Wanakaya hari Senin (26/8).
            Apabila dalam penilaian itu didapatkan kekurangan, Dadang mengharapkan kepada pengurus Posyandu Srikaya untuk mampu mengatasinya dengan melengkapi  berbagai hal yang dirasakan masih kurang.
            Kuwu (kepala Desa-Red) Wanakaya Sukri dalam laporannya menegaskan kaum wanita di desa itu senantiasa siap untuk melaksanakan berbagai program pos pelayanan terpadu (posyandu) guna meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak. “Apabila Pemerintah Kabupaten Indramayu akan membangun gedung posyandu di desa Wanakaya, maka masyarakat kami sudah menyiapkan dua lahan yaitu di blok Karanganyar dan Blok Maja. Semoga pembangunannya dapat segera direalisasikan”, tegas Sukri.
            Menurut Ketua Tim Penilai Hadi Siswo SH, yang menjadi penilaian utama dalam lomba posyandu itu adalah kelengkapan data dan dokumentasi yang berkaitan dengan aktivitas posyandu seperti data tentang kependudukan, kesehatan ibu, pokjanal, dasa wisma, kesehatan bayi, ibu hamil, dan lanjut usia, serta data lain yang diperlukan.
            Sementara itu, Kepala Puskesmas Wanakaya H. Kasnawi Dahum SKM dalam penjelasannya kepada Dialog mengatakan perhatian masyarakat desa terhadap pentingnya kesehatan senantiasa meningkat, terlihat baik posyandu maupun puskesmas selalu didatangi warga.
            Desa Baleraja Kec. Gantar
            Setelah mengadakan penilaian di posyandu Srikaya Desa Wanakaya Kec. Haurgeulis, tim penilai meneruskan perjalanannya ke Kecamatan Gantar untuk menilai posyandu Flamboyan I yang ada di desa Baleraja. Di tempat tersebut tim disambut petugas seksi PM Endang Edi Suprapto SAg, Kuwu Baleraja Ahmin SF, Kepala UPTD Puskesmas, Kepala UPTB KB, Bidan Desa, pengurus PKK dan pengurus serta anggota posyandu.
            Ketua TP PKK Baleraja Neng Wati Ahmin didampingi Ketua Posyandu Flamboyan I Ari Saniri menjelaskan ada 112 balita yang dilayani di pos terpadu itu. “Pada waktu yang telah ditetapkan para ibu selalu datang ke posyandu untuk mengadakan berbagai kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan ibu hamil, penimbangan balita, imunisasi, dan pemberian vitamin. Secara berkala balita-balita pun mendapat tambahan masukan gizi seperti bubur kacang ijo dan telur”, jelasnya.
            Masyarakat di lingkungan Posyandu Flamboyan I aktif mengikuti program keluarga berencana, sampai dengan hari ini dari PUS 325 tercatat yang sudah menjadi akseptor tercatat 164 pasangan menggunakan IUD 1, Kdm 6, Implan 11, Suntik 64, dan Pil 82. (Syafrudin/Dedi.S)


Masyarakat Desa Wanakaya Peduli Membangun Sarana Pendidikan


Kepala SDN I Wanakaya Sunadi S.Pd.I, S.Pd-SD, MM.

(Indramayu, Dialog)-Pada tahun anggaran 2012/2013 SDN Wanakaya 1 Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu mendapat bantuan untuk pembangunan 4 lokal kelas. Mengingat lahan yang ada maka perwujudannya dibagi dua unit, sebelah kiri dua lokal dan sebelah kanan dua lokal.    Pemecahan lokasi  itu secara langsung menambah biaya pembangunan sekitar Rp 70 juta diatas biaya yang sudah disediakan pemerintah sehingga memerlukan adanya imbal swadaya dari masyarakat.
Karena itulah, Komite Sekolah SDN 1 Wanakaya yang diketuai H. Kartawi tidak tinggal diam. Karena merasa pendidikan adalah juga merupakan kewajiban masyarakat maka ia segera mengundang para orang tua murid untuk mengadakan pertemuan. Pada musyawarah itu sebagaimana tertuang dalam Berita Acara, orang tua murid menyepakati untuk memberikan partisipasi terhadap kelancaran pembangunan 4 lokal sekolah itu selama 2 hingga 3 tahun.
Saat ini, pembangunan keempat lokal kelas baru itu telah selesai serta telah dipergunakan untuk KBM (kegiatan Belajar Mengajar), “Saya merasa salut dan sangat menghargai gairah orang tua murid yang telah menunjukkan partisipasinya dalam pembangunan sarana dan prasarana sekolah ini”, ungkap Kepala Sekolah Sunadi S.Pd.I, S.Pd-SD, MM saat ditemui Dialog baru-baru ini di ruang kerjanya.
                Pembangunan lokal kelas yang dibagi menjadi dua unit itu terasa menambah keanggunan dan keserasian sekolah sehingga terlihat lebih indah, nyaman, dan menarik. Keindahan itu dirasakan pula oleh Kabid Diknas Indramayu A.Haryono MSi dan para pejabat lain yang telah melihat langsung ke Wanakaya. “Tak disangka di kampung seperti ini ada sekolah yang bagus dan menawan”, kata Wahyu Sutisna M.Pd salah seorang tim penilai kinerja kepala sekolah sewaktu bertandang kesana.
            Juara Kinerja ke IV
            Pada penilaian kinerja Kepala Sekolah se Kabupaten Indramayu tahun 2012/2013, Kepala SDN Wanakaya I Sunadi S.PdI,S.Pd-SD,MM terpilih menjadi juara ke IV. Penilain itu dikarenakan Sunadi selalu berupaya open management dimana segala persoalan dibahas dan dicari jalan keluarnya secara bersama dengan para guru. Disiplinpun ditegakkan, agar para pendidik masuk pagi, dan sering berada di sekolah.
“Kami juga berupaya untuk memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu baik tertulis maupun tidak tertulis”, tegas Sunadi.
            SDN Wanakaya I dewasa ini mempunyai 11 lokal kelas dengan peserta didik 400 orang. Prestasi yang dicapai pada O2SN 2013 se Kecamatan Haurgeulis adalah Juara I Futsal, Juara I Gerak Jalan Putra, Juara 22 Bulu Tangkis, Juara 3 Cipta Cerita Bergambar, dan Juara 33 Catur Putri.( Dedi.S/ Syafrudin)


Polsek Terisi Amankan Pelaku Curanmor Bersama Barang Bukti

(Indramayu, Dialog)- Petugas kepolisian Unit Reskrim Polsek Terisi, Kabupaten Indramayu, Minggu (25/8) berhasil mengamankan dua orang pelaku Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor). Kedua pelaku curanmor itu adalah Ca alias Jedi (25) dan Ade (25). Keduanya merupakan warga Blok Pilang Desa Manggungan, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.
Keduanya berhasil diamankan berawal dari peristiwa hilangnya sebuah sepeda motor milik Wahyu Saputra (41) yang terparkir didepan rumahnya di Blok Pantura, Desa Manggungan. Saat korban lengah, pelaku memanfaatkan kelengahan korban dengan membawa lari sepeda motor tersebut. Korban yang sadar jika sepeda motornya telah raib dibawa pencuri, kemudian berupaya melakukan pencarian. Dan melaporkan kepada petugas kepolisian.
Petugas kepolisian yang menerima laporan tersebut, bersama sejumlah warga melakukan pengejaran hingga ke jalan raya Desa Kendayakan, Kecamatan Terisi. Di lokasi tersebut, kedua pelaku berhasil dibekuk beserta sepeda motor milik korban yang kini menjadi barang bukti. Keduanya kini harus meringkuk di balik jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam pemeriksaan terungkap, jika mereka telah empat kali melakukan aksi serupa di lokasi yang berbeda. Mereka juga sempat melakukan pencurian sepeda motor di Karawang, Kedokanbunder, Manggungan, dan Terisi.
Kapolres Indramayu, AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono, MH, SIK, melalui Kapolsek Terisi, AKP Abdul Zahri, didampingi Kanit Reskrim, Bripka Asep Saepuloh, mengatakan, “bersama pelaku kami berhasil mengamankan sebuah sepeda motor Honda Vario bernomor polisi E 3005 RS. Sepeda motor hasil kejahatan itu mereka jual dengan harga Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Polisi masih melakukan pengembangan untuk mengungkap jaringan peredaran sepeda motor hasil kejahatan pelaku.  Sementara terkait modus yang dilakukan oleh pelaku, yakni mendatangi targetnya lalu mematikan lampu teras dan merusak kunci motor korban dengan menggunakan kunci letter T,” katanya.(Dedi S).


Fantastis Naiknya Belanja Tidak Terduga Pada Perubahan APBD 2013, Mendapat Sorotan Dari Beberapa Fraksi


Hj, Anna Sophanah Irianto Bupati Indramayu

(Indramayu, Dialog)- Menanggapi pertanyaan sejumlah fraksi terkait kenaikan belanja tidak terduga yang sangat fantastis dalam perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Indramayu tahun 2013, dan mengenai belanja hibah serta belanja bantuan sosial dalam perubahan APBD 2013 yang juga banyak mendapat sorotan Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah, dihadapan sidang paripurna DPRD Indramayu, Senin (26/8), menyampaikan jawaban terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi tentang rencana perubahan APBD 2013.
“Tingginya kenaikan belanja tidak terduga dalam rencana perubahan APBD tahun 2013, ternyata salah satunya direncanakan untuk pengembalian dana Batuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2011 kepada pemerintah pusat sebesar Rp 2,1 miliar. Selain itu, juga untuk pengembalian bantuan keuangan propinsi untuk Rumah Sakit MA Sentot Patrol sebesar Rp 8,3 miliar yang secara teknis tidak dapat dilaksanakan kegiatannya,” ucap Bupati Indramayu.
Bupati Indramayu mengatakan, “Sesuai dengan ketentuan pasal 60 ayat (2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, disebutkan bahwa untuk pengembalian kelebihan penerimaan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dibebankan kepada rekening belanja tidak terduga.  Kalau itu sudah sesuai prosedur. Penganggaran untuk hibah dan bantuan sosial telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan prosedur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011. “Dalam APBD perubahan ini, kenaikan belanja hibah dan bantuan sosial mengakomodasi usulan dari masyarakat, kelompok masyarakaat dan organisasi masyarakat yang merupakan hasil dari kajian dan rekomendasi SKPD terkait, dan telah ditampung dalam KUA PPAS perubahan tahun anggaran 2013 berikut perincian calon penerima, lokasi dan besarnya,” tuturnya.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Indramayu, Ir. Harris Solihin, mempertanyakan kenaikan rencana belanja tidak terduga dalam perubahan APBD 2013 yang sangat fantastis. Bayangkan saja, belanja tidak terduga yang semula Rp 2.000.000.000, dalam perubahan anggaran direncanakan naik menjadi Rp 12.478.000.000, atau mengalami kenaikan sebesar Rp 10.478.000.000 (523,90%). Selain itu, juga menyoroti kenaikan belanja daerah dalam perubahan APBD khususnya untuk pos belanja hibah. Karena belanja hibah dalam APBD 2013 yang semula Rp 19.075.000.000, dalam perubahan anggaran direncanakan naik menjadi Rp 29.368.585.000 atau mengalami kenaikan sebesar Rp 10.292.585.000 (53,96%). “Kenaikan belanja tidak terduga dan belanja hibah yang cukup besar atau mencapai tentunya harus jelas alokasinya, agar tidak menimbulkan pertanyaan,” tegasnya.(Saelatun).

Komite Sekolah SMP Negeri 2 Sindang Jebak Orangtua Murid


Orangtua murid kelas VII SMP Negeri 2 Sindang Indramayu (gambar Kanan) Agus Wahidin (Gambar Kiri) Sedang Bermusyawarah

(Indramayu,Dialog) - Musyawarah orang tua murid dan Komite Sekolah (KS) SMP Negeri 2 Sindang, Indramayu diwarnai keributan serta protes, Sabtu (24/08). Keributan dan protes itu dipicu oleh tidak konsistennya pihak Komite Sekolah dengan perihal di dalam undangan yang berbunyi: Musyawarah, ternyata dalam pertemuan orang tua murid dan pihak komite sekolah yang diklaim secara sepihak sebagai musyawarah tersebut, hanya sekedar menjebak para orangtua murid untuk menyepakati biaya bulanan sekolah serta biaya pembangunan gedung lantai/tingkat III sekolah ini yang telah diputuskan sebelumnya oleh komite sekolah.

Kericuhan yang terjadi dalam "musyawarah" yang melahirkan keputusan sepihak yang dilakukan oleh pihak KS SMP Negeri 2 Sindang Indramayu tampaknya akan menjadi bola panas yang akan membakar Kepala Sekolah ini, H. Ade Sulaeman, M.Pd, beserta Komite Sekolahnya sekaligus, antara lain Tatang Sukenda dan H. Satori. Pasalnya selama "musyawarah" tak terlihat ada itikad baik dari Tatang Sukenda anggota KS SMP Negeri 2 Sindang Indramayu yang memimpin pertemuan tersebut untuk mengambil jalan tengah seperti yang ditawarkan oleh para orangtua murid terkait biaya pembangunan tingkat III dan biaya bulanan sekolah, agar biaya pembangunan dan iuran bulanan tersebut disesuaikan dengan kemampuan orangtua murid.
"Kami para orangtua murid telah menyepakati bahwa untuk sumbangan pembangunan gedung adalah 1 juta rupiah, bukan 3 juta atau 2,5 juta dan iuaran bulanan sekolah 100 rupiah saja. Kan sudah ada dana BOS serta bantuan lain dari Pemerintah," kata Agus Wahidin, salah satu orang tua murid.
Agus menambahkan, bahwa mereka bukan meminta pendidikan gratis namun, meminta agar pihak sekolah dan Komite Sekolah mengingat bahwa setelah status sebagai sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dicopot melalui keputusan Mahkamah Konstitusi dari SMP Negeri 2 Sindang maka semua biaya yang semula ada dan dipungut di sekolah ini harus kembali seperti SMP lainnya," Buat apa status RSBI-nya dicopot tapi biayanya masih sama?" pungkasnya.
Dalam kuesioner yang disebarkan oleh oleh pihak komite sekolah ke orangtua murid kelas VII tertulis biaya bulanan sekolah berkisar antara 300 ribu sampai 200 ribu rupiah yang masih akan dimusyawarahkan lagi. Akan tetapi Tatang Sukenda, anggota Komite Sekolah SMP Negeri 2 Sindang Indramayu, mengatakan bahwa biaya tersebut sudah tidak bisa dikurangi lagi, misalnya menjadi 150 ribu atau 100 ribu. Sekedar untuk diketahui bahwa Tatang Sukenda yang anggota komite sekolah SMP Negeri 2 Indramayu ini merupakan kontraktor dan H. Satori sebagai Ketua Komite Sekolah adalah seorang penjual bahan bangunan dan memiliki toko material, “ kata Supriyanto, salah satu orangtua murid kelas VII kepada Wartawan.
Namun Tatang Sukenda selaku Anggota KS menanggapi protes tersebut dengan sinis sambil mengatakan, "Iya, nanti kalau siswa yang membayar 250 ribu ruangan kelasnya akan pakai AC dan bagi yang membayar 100 ribu ruangannya akan pakai ilir (kipas bambu-Red)," sergah Sukenda.(Kad/Dad).


Salah seorang pengunjuk rasa diseret saat berhasil diamankan Petugas Menolak Pembangunan Bendungan Bubur Gadung, Aksi Unjuk Rasa STI Berujung Ricuh

Salah seorang pengunjuk rasa diseret saat  berhasil diamankan Petugas 

(Indramayu, Dialog)– Aksi unjuk rasa ribuan massa dari Serikat Tani Indramayu (STI) Kabupaten Indramayu Jawa Barat, diwarnai aksi kerusuhan dengan Polisi dan warga setempat. Kerusuhan ini terjadi saat ribuan pengunjuk rasa membakar sebuah Ekskavator (beko) alat berat milik pihak kontraktor Bendungan Bubur Gadung, Desa Loyang Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu Jawa Barat, Minggu (25/8).
Aksi unjuk rasa yang tadinya berjalan damai dan akhirnya berujung ricuh tersebut, berdasarkan keterangan Ikin salah seorang pengunjuk rasa yang menolak atas pembanguan Bendungan tersebut, diawali saat kami melakukan aksi konvoi secara damai dalam rangka penolakan pembangunan waduk tersebut di Desa Loyang. Namun aksi damai Petani mendapat perlawanan preman suruhan Kuwu (Kepala Desa-Red) Desa Loyang Ahmad Subarjo, Petani dihadang dan di pukuli secara membabi buta sehingga puluhan Petani menglami luka parah dan sampai pada percobaan pembunuhan. Hal ini mengakibatkan petani lain yang berhasil menghindar dari preman tepancing emosi, puncaknya satu unit eskavator dibakar massa. Setelah itu massa membubarkan diri, namun ditengah perjalanan massa dihadang petugas dan menembaki Petani yang sedang aksi damai dengan gas air mata sehingga massa berhamburan karena kaget dikejar oleh aparat Kepolisian. Para pengunjuk rasa yang tertangkap dipukuli dan diseret oleh petugas secara tidak manusiawi, “ Tindakan represif petugas sangat kami sayangkan. Petugas kepolisian seharunya melindungi masyarakat tidak malah berpihak kepada perusahaan dan preman, “  ungkap Ikin salah satu korban pengeroyokan.
Dalam aksi tesebut sembilan petani ditangkap diantaranya Kabid jaringan PMII Indramayu Dan Mantan ketua Umum PMII Indramayu dan 48 kendaraan bermotor Petani diamankan.
Alasan Massa yang kontra terhadap pembangunan Waduk mengamuk, lantaran lahan yang menjadi pengharapan Petani akan berubah fungsi. Mengetahui hal itu, para Petani yang tergabung dalam STI berupaya mempertahankan sebelum ada kejelasan ganti rugi lahan tersebut
Menghadapi situasi itu, petugas kepolisian mengamankan pengunjuk rasa. Dan mengamankan lima orang yang berstatus tersangka yaitu, Wn, Rj, Rm, Wt, dan No. Kelimanya adalah pimpinan serta anggota kelompok STI. Saat ini para tersangka harus mendekam di balik jeruji besi Mapolres Indramayu untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. “Kelimanya terbukti bersalah dan melanggar pasal 160 dan pasal 170 KUH Pidana, atas tindakan perusakan secara bersama-sama yang dilakukan secara sengaja dengan merusak dan membakar satu unit ekskavator dalam aksi unjuk rasa yang mereka lakukan,” terang Kapolres Indramayu, AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono, MH, SIK, melalui Kasat Reskrim AKP Wisnu Perdana Putra, Senin (26/8).
Polisi juga masih mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti untuk mengembangkan kasusnya. Pihak kepolisian berjanji akan menindak tegas segala bentuk anarkisme dan premanisme yang mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, “Segala bukti aksi anarkistis dan premanisme akan kita tindak tegas untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Apapun alasannya, berbagai bentuk kekerasan itu akan kita tindak dengan tegas,” tandas Wisnu.
Selain terus memproses kasus perusakan itu, Polisi juga masih terus berjaga di lokasi unjuk rasa dengan mengerahkan dua peleton satuan pengendali massa (Dalmas) Polres Indramayu. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan.(Dino/Dad

Dua Orang Pelaku Curamor Jadi Bulan-Bulanan Massa, Satu Orang Pelaku Meregang Nyawa, Satu Diamankan Petugas

 (Indramayu, Dialog)- Akibat aksinya diketahui warga, kedua pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) belakangan diketahui bernama Madi (40), asal Bandar Lampung, mengalami luka sangat serius dan tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara seorang pelaku lainnya Ros (41) warga Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, berhasil diamankan petugas Polsek Terisi, Kabupaten Indramayu, yang malakuka perburuan setelah sempat melarikan diri, Sabtu (17/8).
Peristiwa curanmor terjadi di areal pesawahan di Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Saat itu korban yang namanya tidak ingin disebutkan, sebelumnya memarkirkan sepeda motor Honda Revo bernomor polisi B 6473 NFG di pematang sawah. Tidak lama setelah ditinggalkan pemiliknya, kedua pelaku yang telah mengintai sejak lama dengan cepat berupaya untuk mencuri sepeda motor tersebut. Saat kedua pelaku berusaha membawa lari kendaraan tersebut, ternyata pemilik kendaraan mengetahuinya.
Korban yang mengetahui hal itu, berteriak dan teriakan itu megundang perhatian massa untuk mengejar kedua pelaku. Kedua pelaku berhasil dihalau massa di Jalan Raya Blok Embos, Kecamatan Terisi. Massa yang terlanjur marah, melampiaskan kekesalannya dengan mendaratkan pukulan ke tubuh pelaku dan menganiaya keduanya.
Kapolres Indramayu, AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono, MH, SIK, melalui Kapolsek Terisi AKP Abdul Zahri, yang didampingi Kanit Reskrim Bripka Asep Saepuloh, mengatakan dari tangan keduanya, berhasil diamankan sebuah sepeda motor Honda Revo bernopol B 6473 NFG milik korban. Tersangka Ros sebenarnya telah masuk kedalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2010 lalu dalam perkara pencurian dan kekerasan, ucapnya, Minggu (18/8). Kemarin.(Dedi S).


500 Ton Raskin Di Gudang Bulog Singakerta II Raib, Mantan Kepala Gudang Bulog Singakerta II Ditetapkan Tersangka

(Indramayu, Dialog)- Sebanyak 500 ton Beras Miskin (Raskin) yang disimpan di Gudang Bulog Singakerta II, Desa Singakerta , Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu diduga raib. Menghilangnya raskin tersebut diduga akibat tindak pidana penggelapan, dan diduga terjadi dalam waktu tiga bulan terakhir.
Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, M. Attar Rizal saat dimintai komentarnya, mengakui ada kejanggalan ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Singakerta II. Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan administrasi secara internal dan atas hasil pengecekan langsung ke Gudang yang dimaksud. “Kami menyerahkan penyelesaian kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjutinya. Bila memang Kepala Gudang (Bulog Singakerta II, red) terbukti bersalah, maka akan diberhentikan dengan tidak hormat sesuai dengan aturan yang berlaku. Meski demikian, pendistribusian raskin untuk wilayah Kabupaten Indramayu tidak akan tersendat atas munculnya kasus itu. Bahkan ia menjamin stok raskin masih aman untuk 25 bulan ke depan. Pihaknya belum bisa memastikan jumlah kerugian Negara yang ditimbulkan akibat hilangnya beras di Gudang Bulog Singakerta II itu, umgkapnya.
Terkait raibnya  raskin di Gudang tersebut, Kepolisian Resor Indramayu juga tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan tindak pidana penggelapan tersebut. Kapolres Indramayu AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono, MH, SIK, mengatakan, Polisi masih terus mengembangkan kasus ini, “Adapun mengenai kerugian Negara akibat hilangnya beras di Gudang Singakerta II, masih kita dalami kasusunya,” ucapnya dihadapan Wartawan.

Saat ini Polisi juga telah menetapkan mantan Kepala Gudang Bulog Singakerta II, RD sebagai tersangka dalam dugaan penggelapan beras raskin di Gudang tersebut. Selain itu, Polisi juga masih mendalami modus dan melakukan cross chek ke lokasi untuk mengombinasikan keterangan dari saksi dan tersangka. Apakah modusnya sama dengan dugaan penggelapan raskin pada tahun 2010 lalu. Saat itu sebanyak 230 ton beras yang tersimpan di Gudang II Krangkeng Bulog Sub Divre diketahui hilang. Akibat hal tersebut, Negara mengalami kerugian hingga Rp 1,3 Miliar. Setelah dilakukan investigasi internal, petugas menemukan adanya bukti penggelapan.(Kad/Dad).

Sedang Bertapa Di Pulomas, Diketahui Tewas Warga Setempat

 (Indramayu, Dialog)- Jasad Abdul Rachman (50), warga Dusun Powan , Desa Ketanggung, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ditemukan tewas saat sedang menjalani pertapaan didalam sebuah Gubuk yang terletak di Blok Pulomas, Desa Cantigi Kulon, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, oleh Durmani (50), warga setempat, Senin (19/8).
Durmani mengatakan, ketika itu saya tengah melintas di sekitar lokasi kejadian, dan mencurigai sesosok pria yang tergeletak di dalam Gubuk mengenakan kaos putih dan berbaju batik berwarna ungu, serta jaket berwarna hitam yang juga masih melekat pada tubuhnya. Korban juga mengenakan celana panjang berwarna hijau dan kain sarung biru bermotif kotak-kotak, serta sebuah kaca mata yang tergeletak tidak jauh dari jasad korban. Saat saya mencoba membangunkannya, ternyata sudah tidak bernyawa, katanya.
Setelah itu ia memberitahukan kepada warga sekitar dan melaporkan kepada petugas kepolisian di Polsek Cantigi. Petugas yang mendapat laporan dari warga, segera  mendatangi lokasi penemuan untuk melakukan identifikasi dan melakukan oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP).Dari hasil olah TKP Polisi juga menemukan sebuah surat yang ditulis menggunakan tulisan tangan. Didudga surat itu merupakan pesan terakhir yang ditulis oleh korban.
Dalam surat itu, korban perpesan agar jasadnya dikebumikan di lokasi pertapaan. Selain itu, korban juga menuliskan bahwa dirinya memiliki seorang istri dan dua orang anak. Ia berterima kasih kepada Agus dan Cuti yang memberikan tempat baginya untuk bertapa. Korban juga menyampaikan rasa terima kasih kepada aparat setempat.

Kapolres Indramayu, AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono, MH, SIK, melalui Kasat Reskrim AKP Wisnu Perdana Putra, menuturkan, “Dari hasil pemeriksaan sementara, kami tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Saat ini jasadnya dievakuasi ke Rumah Sakit terdekat,” tuturnya.(Dino/Dad).

Berniat Jemur pakaian, Tewas Tersengat Listrik

(Indramayu, Dialog) – Naas benar nasib yang dialami Karci (58) warga penduduk Dusun Lengkong RT 07 / RW 03 Desa Cilandak Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu, Rabu, (28/8) Pukul 05.00Wib. diketahui Tewas diduga tersengat aliraran listrik dari kabel Saluran Rumah (SR) yang ditopang tiang besi didepan rumahnya saat hendak menjemur pakaian. Tewasnya korban diketahui pertama kali oleh suaminya Radin (60), saat itu suaminya yang merada di dalam rumah mendengar suara istrinya menjerit minta tolong dari ,luar rumah, Radin langsung bergegas menghampiri sumber suara, tak hayal lagi saat itu Radim kaget melihat kondisi Istrinya sudah terrgeletak di bawah tiang besi penopang Listrik SR dengan kondisi sudah tidak bernyawa lagi. Spontan Radim menjerit minta tolong warga sekitar, tidak selang lama warga tetanggapun berhamburan menghampiri sumber suara dan tentunya warga kaget melihat Korban Karci tergeletak dibawah tiang sudah tidak bernyawa lagi, seperti yang diceritakan Radim suami korban kepada Dialog disela-sla pemakaman istrinya.
Sehunbungan dengan kenginginan keluarga dan kesepakatan warga, korban Karci akhirnya langsung dikebumikan di Pemakaman Umum setempat. Dan dianggap ini hanya musibah keluarga saja.
Sementara itu, Rasja (45) tetangga korban saat diminta komentarnya mengatakan, kami sangat menyesalkan atas kejadian tersebut, kalau masyarakat tidak memahami atas pemasangan kabel PLN, seharusnya jangan memasang sendiri, lebih baik memasangnya kepada yang ahlinya dalam hal ini pihak PLN, “ kami berharap dengan adanya kejadian tersebut menjadi perhatian baik bagi warga masyarakat maupun bagi pihak PNL itu sendiri, pasalnya kalau pihak PLN secara rutin  melakukan pemeriksaan berkala terhadap kabel-kabel saluran listrik baik saluran central maupun SR, dan masyarakat tidak memasang kabel listrik sendiri, kejadian seperti itu mungkin saja tidak terjadi, “ tegasnya.(Kad/Dad)