Cari Blog Ini

Selasa, 11 September 2012

KPU Indramayu Terima Berkas 16 Parpol


(Indramayu, Dialog)- Sebanyak 16 Partai Politik (Parpol) telah menyerahkan berkas ke KPU Indramayu sebagai persyaratan keikutsertaan mereka pada pemilu 2014. Ketua KPU Kabupaten Indramayu. Dari jumlah tersebut terdiri dari partai lama yang sudah memiliki wakil di DPRD dan sejumlah partai baru. Jelas A Kotibul Umam kepada Dialog baru-baru ini.
Dikatakan Umam, Partai - partai dimaksud adalah Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PKBIB, PPN, Gerindra, Partai Demokrat, PDI Perjuangan, PPRN, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Buruh, Partai Golkar, PKR, Hanura, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan PPKB. Dari jumlah partai tersebut ada yang persyarataannya sudah lengkap. Namun banyak juga yang belum melengkapi persyaratan, seperti Kartu Tanda Anggota (KTA) yang jumlahnya minimum harus 1.000 KTA, ” Bagi yang belum melengkapi KTA masih diberi kesempatan untkk segera melengkapi sampai dengan tanggal 29 September 2012,” tandasnya.
Umam menambahkan, KPU di daerah sebenarnya hanya menenrima berkas dari parpol. Sementara keputusan lolos tidaknya sebagai peserta pemilu, akan ditentukan oleh KPU pusat. Meskipun demikian, peran KPU di daerah termasuk Indramayu juga sangat penting dan vital. Terutama dalam melakukan cek dan ricek dari daftar KTA yang telah diserahkan tersebut, ” Jadi dari 1.000 KTA yang masuk dari masing – masing Parpol nantinya akan kami cek dan datangi langsung ke lapangan, untuk mengetahui sejauh mana kebenarannya,” Ujarnya.(Dedi S).


Gara-Gara Ditolak Rujuk, Mantan Suami Gandir


(Indramayu, Dialog)- Gara – gara minta rujuk ditolak mantan istrinya, Dirman (25), warga Desa Tunggul Payung, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, nekad menghabisi nyawanya sendiri dengan cara Gantung Diri (Gandir). Dirman gandir di rumah yang pernah ditempati ketika masih bersama dengan mantan istrinya, Yanti di Blok Lapang Bola, Desa Tunggul Payung Kecmatan Lelea Kabupaten Indramayu, Sabtu petang (8/9), sekitar pukul 17.45. Saat melakukan bunuh diri, rumah tersebut dalam keadaan kosong.
Dari data yang diperoleh Dialog menyebutkan, sebelumnya, yakni sore harinya pria  malang tersebut mendatangi rumah orang tua Yanti. Karena istrinya tinggal di rumah tersebut. Oleh Yanti, Dirman diterima sebagai tamu dan mengajaknya ngobrol. Dari obrolan itu, Dirman mengatakan kepada Yanti niatnya untuk rujuk kembali.
Hanya saja, ajakan tersebut langsung ditolaknya. Meski demikian, Dirman terus berusaha meyakinkan Yanti agar mau menerimanya. Namun, tetap saja niatan untuk meminta rujuk tersebut lagi-lagi ditolaknya. Penolakan itulah rupanya membuat Dirman frustasi.
Saat itu juga, ia kemudian pamit untuk pulang. Namun, Dirman ternyata masuk ke rumah kosong tersebut yang dibangun saat masih bersama Yanti. Saat menjelang Maghrib itulah, seorang kerabat Yanti masuk rumah tersebut untuk menyalakan lampu. Saat itu juga, kerabatnya mendadak dibuat kaget ketika melihat ada sesosok tubuh manusia tergantung di ruang tamu. Kejadian tersebut juga sontak mengagetkan warga sekitar, termasuk keluarga Yanti. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polisi.
Petugas Polsek Lelea setelah mendapatkan informasi, beberapa saat kemudian tiba di lokasi. Selain melakukan olah TKP, petugas juga memeriksa tubuh Dirman. Kapolres Indramayu AKBP. G Pangarso Rahardjo Winarsadi, SIK. SH.MH, melalui Kapolsek Lelea AKP. Alka Nurani, membenarkan adanya kasus gandir tersebut. Saat ini kasus tewasnya Dirman masih dalam penyelidikan, tutur Alka.(Kad/Dad).


SISWI SDN MARGADADI III INDRAMAYU RAIH PRESTASI



Raih PrestasiMonica Nur Vadia Aqli (10) Putri kedua Dadang Hermawan, SE. seorang Wartawan Surat kabar Dialog yang sekarang duduk dibangku Sekolah kelas IV di SDN Margadadi III Indramayu, belum lama ini berhasil meraih presatsi sebagai juara II Katagori A2 tingkat Nasional tahun 2012 dalam ajang lomba Imaria Kompetisi Mental Aritmatika di bandung jawa Barat. Prestasi yang diraihnya selain keuletan dan ketekunan dirinya dalam belajar, juga berkat para pengajar IMA Indramayu yang sabar dan telaten dalam membimbing siswanya dan tentunya dukungan orang tuanya. Nampak dalam gambar Monica dengan bangganya menunjukan Piala yang didapatkanya dari hasil meraih juara.(Foto-Dialog/Saelatun).



(Indramayu, Dialog)- International Mental Arithmetic (IMA) Indramayu berdiri di Indramayu sejak tahun 2000, sampai dengan tahun 2012 sudah menerima siswa les sebanyak 1.450 Siswa berbagai usia mulai dari siswa TK sampai Siswa SMP. Adapun tahun 2012 ini siswa yang les di IMA Indramayu sebanyak  250 siswa dibagi beberapa grade. IMA yang memiliki unggulan  berhitung cepat tanpa menggunakan alat dengan metode sempoa, dan membantu meningkatkan konsentrasi anak.
Setiap tahunnya IMA mengadakan Lomba Kompetisi Mental Aritmatika, bebarapa waktu lalu IMA Indramayu mengikutkan Siswanya sebanyak 60 Siswa untuk mengikuti Lomba Kompetisi Mental Aritmatika tingkat Nasional di Bandung, Jawa Barat. Adapun lomba yang diiukuti delapan Grade, yaitu Grade 10, Grade 9, Grade 8, Grade 7, Grade 6, Grade 5,4, Grade 3,2, dan Grade 1. Dalam perlombaan tersebut sembilan anak IMA telah meraih juara, diantaranya Juara I diraih empat anak yakni, Erawati, Maici, Zahra, dan Helen, untuk Juara II diaraih empat anak yakni, Monica Nur Vadia Aqli, Fadil, Aulia, dan Maici, sedangkan untuk juara III diarih satu anak, yakni Muflih, ucap Cepi salah satu pengajar IMA Indramayu. Saat ditemui di kantornya kemarin.
Lebih lanjut Cepi mengatakan,. Adapun  Visi dan Misi IMA Indramayu yakni, untuk mencerdaskan siswa Indramayu. Dan IMA mempunyai program unggulan yaitu, pengajaran terapan mental aritmetika dalam pelajaran matematika di sekolah. Setiap siswa akan mulai mengikutinya setelah lulus Grade 10 (kurang lebih setelah 4-5 bulan), yaitu dengan menggunakan Buku Cemerlang Matematika. Diharapkan dengan terbiasa menerapkan mental aritmetika lewat media Buku Cemerlang Matematika, siswa atau siswi IMA akan terbiasa menerapkan mental aritmetika dalam pelajaran matematika di sekolahnya.
Cepi menambahkan, adapun manfaat siswa yang mengikuti IMA yaitu, dapat berhitung cepat di luar kepala, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan respon cepat terhadap soal hitungan, stimulasi otak kanan dan otak kiri sehingga  otak kanan dan otak kiri tumbuh optimal dan seimbang, meningkatkan percaya diri anak, menumbuhkan siswa berani berkompetensi, dan memperhalus gerak motorik.(Saelatun/Sefty).

PKL Liar Ditertibkan Satpol PP Indramayu


(Indramayu, Dialog)- Sedikitnya 14 lapak pedagang kaki lima (PKL) yang menempati fasilitas trotoar di sepanjang Jln. Panjaitan Kab. Indramayu, Jumat (8/9), ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kabupaten Indramayu.
penertiban lapak PKL telah sesuai dengan peraturan daerah (perda) No.7 tahun 2003 tentang penertiban umum dan pelanggaran fasilitas umum. Karenanya, secara bertahap PKL yang menggunakan fasilitas umum seperti trotoar akan ditertibkan, Jelas Kepala Satpol PP Kab. Indramayu, Deddy Suhendi, S.Sos., M.Si. kepada Wartawan.
Dikatakan Deddy, para PKL yang ditertibkan akan ditempatkan di lokasi aman yang telah disediakan pihak instansi terkait, hal itu dimaksudkan agar ketertiban tetap terjaga. Lokasi itu, di samping GOR Tridaya Indramayu,” ujarnya.
Deddy menambahkan, sejauh ini penertiban yang dilakukan pihak Satpol PP berjalan cukup lancar dan tidak terkendala, sebab sebelumnya sudah melakukan kesepakatan bersama antara pihak PKL dengan intansi terkait. Meski diakui tidak menutup kemungkinan ada beberapa PKL yang belum bersedia lapaknya dibongkar, “ Kami telah melakukan berbagai upaya pendekatan agar penertiban berjalan sesuai prosedur, sehingga dilapangan tidak terjadi insiden. Meskipun masih ditemui ada pihak PKL yang belum bersedia lapaknya dibongkar,” tandasnya.(Dino/Dad). 

Terkait Meninggalnya Siswa SMK Di Malaysia, Disdik Indramayu Akan Berangkat Ke Malaysia


(Indramayu, Dialog )- Kepala SMK Nasional Kabupaten Indramayu, Supito, yang bersikukuh tak memiliki kaitan dalam penyerahan berkas Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) ke Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) menjadi sebuah pertanyaan besar. Meski demikian, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Indramayu masih mepertanyakan data – data Prakerin tersebut. Pasalnya Disdik ingin mengetahui berkas administrasi terkait pemberangkatan siswa Indramayu SMK ke Malaysia.
Kabid Pendidikan menengah (Dikmen) Disdik Kabupaten Indramayu, M Ali Hasan, mengatakan, meski SMK Nasional adalah swasta, pihaknya dalam waktu dekat akan mengutus salah satu orang dari Disdik untuk mengetahui dan melihat fakta serta perkembangan siswa SMK yang berada di Malaysia. Hal ini yang kemudian menjadi bahan Disdik untuk menuntut program Prakerin dan peristiwa meninggalnya salah satu siswanya di sana. ” Pemberangkatan ke Malaysia ini tentu didampingi Supito dengan pendanaan dari sekolah yang ia pimpin,”jelas Ali Hasan, saat ditemui dikantornya Kemarin.
Dikatakan Ali, Kita pun akan mengusut tuntas polemik ini, bagaimanapun Prakerin di sana (Malaysia, red) dan yang tidak kalah penting adalah terkait kematian putra daerah yakni siswa SMK Nasional itu sendiri, ” Dinas Pendidikan yang mengikuti perkembangan berita ini hingga kini masih menunggu niat baik Kepala SMK Nasional untuk menyerahkan data-data peserta Prakerin SMK Nasional. Kami ingin melihat berkas administrasi secara lengkap, jika dalam waktu dekat Supito belum juga menyerahkan berkas, Disdik berencana memanggil Supito kembali,” jelasnya.
 Ali Menambahkan, Supito pernah mendatangi Disdik, namun tidak menyerahkan berkas. Ia hanya menceritakan kronologis meninggalnya salah satu siswa SMK Nasional yang ikut program Prakerin di Malaysia. meskipun SMK tersebut sekolah swasta, pihaknya mengajurkan laporan program Prakerin tersebut diketahui Pemerintah daerah Indramayu, hal itu karena program Prakerin ini mengangkut putra daerah,”tandasnya.(ARMO).

Senin, 10 September 2012

Terkait Pengaduan Kompakk Atas Prilaku AIPTU S. Dwi Hartati, SH. Kanit RPK/PPA Kapolres Indramayu Perintahkan Propam Untuk Mengusutnya


(Indramayu, Dialog)-Terkait permintaan KOMPAKK (Komunitas Masyarakat Pers Anti Kekerasan dan Korupsi) Indramayu melalui Surat Nomor : 86/Um.Kompakk/Im/VII/12, Perihal : Permohonan Tindakan Tegas, tertanggal 26 Juli 2012, agar Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Indramayu untuk mengambil tindakan tegas kepada anggotanya yakni Kepala Unit RPK/PPA Satreskrim Polres Indramayu AIPTU. S. Dwi Hartati, SH. yang berprilaku telah melecehkan Wartawan Surat Kabar Dialog saat sedang melakukan tugasnya sebagai jurnalis. Atas permintaan Kompakk tersebut disikapi dengan positif oleh Kapolres Indramayu  dengan menindaklanjuti dan mengusut mendisposisi kepada Kasi Propam tertangal 30 Juli 2012  agar segera dilakukan konfirmasi dan klarifikasi atas pengaduan Kompakk tersebut, baik terkait dengan proses permasalahan kendaraan roda empat jenis Suzuki APV Arena Warna Silver No.Pol. B 1821 KFT. Yang sempat di tahan di Polres Indramayu sejak 13 April 2012. juga terkait prilaku arogansi anggotanya terhadap Rekan wartawan.     
Kapolres Indramayu AKBP. G. Pangarso Rahardjo Winarsadi melalui Kasi Poropam Polrers Indramayu IPDA Dedih Dirraja saat ditemui Dialog Selasa (31/7) dikantornya mengatakan, setiap pengaduan apapun dan dari manapun akan kami layani dan ditindaklanjuti, apalagi menyangkut prilaku anggota kepolisian. Seperti halnya pengaduan dari Kompakk terkait prilaku anggota polisi AIPTU. S. Dwi Hartati, SH.   yang diadukan telah berbuat melecehkan dan arogan terhadap Wartawan, kami tindaklanjuti dengan diawali proses melakukan konfirmasi dan klarifikasi. Langkah yang diambil untuk menindaklanjuti perngaduan Kompakk, selain sebagai wujud memberikan pelayanan kepada masyarakat, juga sebagai wujud penerapan disiplin bagi anggota Polri yang berprilaku tidak mencerminkan sebagai anggota Polri, ” kita tunggu saja nanti hasil dari konfirmasi dan klarifikasi serta pemeriksaan anggota Polri yang diadukan. Yang jelas kami akan memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat karena kepolisian adalah milik rakyat juga, ” jelasnya.
Dikabarkan munculnya pengaduan Kompakk kepada Polres Indramayu terkait sebelumnya Wartawan Dialog mencoba melakukan konfirmasi dan investigasi adanya ketidakberesan masalah kendaraan  roda empat jenis Suzuki APV Arena Warna Silver No.Pol. B 1821 KFT. Yang diinformasikan Sdr. M. Gulfam Warga Desa/Kecamatan Sidang Kebuapetn Indramayu kepada Dialog bahwa dirinya yang menerima gadaian mobil tersebut dari seseorang, namun saat kendaraan terasebut dipinjam temannya yakni Bambang Warga Kelurahan Margadadi Kecamatan/Kabupaten Indramayu, terjaring operasi pihak Kepolisian Polres Indramayu, sehubungan Nopol yang ada bernomor B 82 KFT sementara di STNK Nopolnya B 1821 KFT, sehingga dengan adanya kejanggalan itu pihak Polisi menganggap kendaraan tersebut hasil kejahatan yang akhirnya mobil tersebut terhitung 13 April 2012 diamankan di Mapolres Indramayu. Pada saat mobil itu terkena razia Bambang tidak langsung memberitahukan kepada M. Gulfam. Mungkin marasa bertanggungjawab Sdr. Bambang mencoba mengurusnya sendiri. Entah mungkin karena kesulitan tidak bisa mengambil kendaraan tersebut, sekitar dua minggu baru memberitahukan kepada dirinya. Ironisnya saat kendaraan APV tersebut berada di Mapolres Indramayu karena kesalahan perubahan Nopolnya, justru oleh Anggota Polisi juga kendaraan tersebut Nopolnya dirubah menjadi AD 11 RJ dan sering dibawa anggota Polisi, seperti yang dituturkan M. Gulfam saat mendatangi Kantor Kompakk beberapa waktu lalu.
Masih dikatakan M. Gulfam, entah alasan apa pihak Kasatreskim Polres Indramayu walaupun sudah ditunjukan kebaradaan keabasahan kendaraan tersebut bahkan surat kuasa pengambilan dari PT. Oto Multiartha selaku pihak lishing karena memang kendaraan tersebut kredit, namun tidak juga bisa diambil. Bahkan M Gulfam juga ditawari pihak Lishing kalau kendaraan APV tersebut bisa diambil dari pihak Kepolisian nanti diganti Rp. 17 Juta. Tentunya tawaran itu tidak akan diterima karena kendaraan itu dapat gadai sebesar Rp 25 Juta, masa mau dikembalikan Rp. 17 juta tentunya rugi. Justru sekarang ini kabarnya bahwa mobil APV tersebut  sudah diambil  pihak PT. Oto Multiartha, beberapa hari lalu, sementara dirinya tidak diberitahu adanya pengambilan mobil tersebut. Justru atas telah diserahkannya kendaraan APV tersebut dari Polres Indramayu  kepada pihak  PT. Oto Multiartha, uang yang pernah dijanjikan kepada dirinya yang sebesar Rp. 17 Juta ada dugaan uang tersebut diserahkan kepada pihak polisi yang menangani kasus ini, tandasnya.(Dadang).            
            



Pengedar Togel Hongkong Dibekuk


(Indramayu, Dialog)- Kas (37) warga Desa Karanggetas, Blok Semut, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, pengedar togel jenis Hongkong beromzet jutaan rupiah berhasil dibekuk petugas unit 2 Sat Reskrim Polres Indramayu di rumahnya, Senin (6/8).
Selain mengamankan tersangka, petugas juga mengamankan uang tunai Rp 400 ribu, 4 buku kupon togel merek Hongkong, 2 bolpoin, 2 HP, Ciamsi, tapsir mimpi dan karbon warna hitam. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya pelaku kini digelandang dan masih dalam pemeriksaan terkait kasus oleh petugas unit 2 Sat Reskrim Polres Indramayu.
Informasi yang didapat, menyebutkan penangkapan pengedar togel Hongkong ini, berawal dari antensi Polres dalam operasi Ketupat Lodaya 2012 dengan melakukan penyidikan.
Dari hasil akhirnya diketahui bahwa di wilayah Kecamatan Tukdana dari aktivitas judi Togel Hongkong. Selanjutnya anggota unit 2 melakukan penangkapan di rumah tersangka.
Di hadapan penyidik pelaku mengaku, melakukan transaksi dengan berbagai cara. “Lewat sms, lalu mereka didatangi oleh para tersangka pengedar. Pemasangan ada yang langsung bayar juga ada yang utang, dalam aksinya satu pengeber sehari bisa mendapatkan omset antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta, dengan komisi satu pengeber 15 persen,” jelas Kas.
Atas perbuatannya tersangka Kas dijerat dengan pasal 303 KUHPidana tentang judi. ”Dengan ancaman hukuman penajara 1 tahun,” tegas Kapolres Indramayu AKBP. G. Pangarso Rahardjo Winarsadi, melalui Kasat Reskrim AKP. I. Nyoman Dita didampingi Kanit 2, Iptu Nofhri Maramis.

Sat Reskrim Polres Indramayu Amankan Tiga Pejudi Kuclak


Indramayu, Dialog)- Sat Reskrim Polres Indramayu amankanm Bandar judi kuclak (Judi Dadu-Red) Cas (57) dan kedua pemasang Som (49), Dul (41) ketiganya merupakan penduduk Desa Kaplongan, Blok Karang Moncol, Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu. ketiganya diamankan disebuah arena judi kuclak di lapangan sepak bola Desa Kaplongan Lor, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Senin (6/8)lalu.
Dari tangan pelaku Polisi mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya lapak kuclak bergambar gurita, 7 biji lilin, piring dan uang sebesar Rp 136 ribu. Kini ketiga pelaku digelandang ke Mapolres Indramayu untuk diperiksa lebih lanjut.
Penangkapan bandar judi dadu kuclak tersebut bermula adanya sebuah laporan dari warga yang resah dengan aktivitas pelaku di bulan Ramadhan. Petugas unit 1 Sat Reskrim Polres Indramayu langsung melakukan penelusuran ke lokasi, dengan penyamaran sebagai pemasang judi dadu. Tak ada kecurigaan dari bandar dan pemasang. Petugas kepolisian yang tidak mau kehilangan mangsanya, langsung melakukan penyergapan dari berbagai arah oleh anggota. Dalam penyergapan pelaku sempat mengelak, namun anggota tidak menggubrisnya.
Diamankannya pelaku tersebut merupakan instruksi dari Kapolres Indramayu AKBP. G. Pangarso Rahardjo Winarsadi sebagai upaya pencegahan tingkat kriminalitas dan transaksi barang haram di bulan Ramadhan dengan melakukan Operasi Ketupat Lodaya 2012. Atas perbuatannya ketiga tersangka judi dadu tersebut, Cas, Som, dan Dul dijerat dengan pasal 303 KUHPidana tentang judi, dengan ancaman hukuman penjara 1 tahun, ujar Ipda Asep Dedi, didampingi Kaur Bin Ops Reskrim Iptu Rudi Ardiana.(Wandi/Dad).

Pemkab Indramayu Anggaran Rp 300 miliar Untuk Perbaikan Jalan


(Indramayu, Dialog)- Dana sebanyak Rp. 300 miliar dianggarkan guna pembangunan infrastruktur perhubungan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu di tahun 2013. Pemkab Indramayu bertekad akan meningkatkan pembangunan infrastruktur perhubungan berupa perbaikan jalan di sejumlah Desa. Hal tersebut merupakan program Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dalam rangka peningkatan ekonomi pedesaan di tengah masyarakat.
Sementara pada tahun 2012, Pemkab Indramayu baru menganggarkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk pembangunan infrastruktur perhubungan. Namun, dana anggaran sebesar Rp 200 miliar, belum memberikan kualitas pembangunan infrastruktur peerhubungan yang bagus, tetapi masih sebatas pengaspalan dan kondisinya cepat rusak, jika musim penghujan tiba, jelas Drs. H. Supendi Wakil Bupati Indramayu dihadapan Wartawan pada acara silaturahmi dan berbuka puasa bersama dengan ratusan Kuwu dari tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Sindang, Kecamatan Indramayu dan Kecamatan Pasekan, Senin (6/8). Dan acara tersebut bertempat di Masjid Al Furqon Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Dalam acara tersebut tampak hadir Bupati Hj. Anna Sophanah didampingi oleh Sekda H. Ahmad Bachtiar, SH serta jajaran muspida, muspika dan ribuan masyarakat dari tiga Kecamatan tersebut.
Dikatakan Supendi, Sekarang dibangun, bisa saja dua bulan kemudian rusak karena pembangunannya tidak menggunakan beton atau hotmix. Dan untuk kedepan, apabila semua jalan di Indramayu akan menggunakan beton maka kualitas pembangunan juga bagus. Bahkan pemkab sudah menghitung kebutuhan riil agar pembangunan jalan di sejumlah wilayah bisa dibeton. Dengan melalui pembetonan, jalan milik Kabupaten ini tidak akan cepat rusak, tandasnya.(ARMO).

Pengedar Dollar US Palsu Dibekuk Unit Reskrim Polsek Bongas


Indramayu Dialog) – Setelah melakukan pengembangan dari hasil penyedikan terhadap kedua tersangka pengedar uang Dollar US (Amerika) palsu, Suratno (35) dan Casmadi (40) warga penduduk Desa Purbawinangun Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, yang kini ditahan di Mapolsek Bongas, Kabupaten Indramayu, Polisi Bongas kini menangkap satu orang tersangka baru.
Tersangka bernama Samsul Rizal (35), warga Kelurahan / Kecamatan Pajarahan, Surabaya , Jawa  Timur. Ia dibekuk petugas unit reskrim Polsek Bongas di daerah  Ciamis, Jawa Barat. Tersangka adalah orang yang menyuruh tersangka Suratno dan Casmadi, menukarkan uang Dollar US palsu sejumlah 17 lembar pecahan 100 Dollar US.
Kapolres Indramayu AKBP G Pangarso Rahardjo Winarsadi, melalui Kapolsek Bongas AKP. Sudarsa, S.Sos didampingi Kanit reskrim Aiptu Ahmad Tobi’i, kepada sejumlah wartawan mengatakan, dari hasil penyidikan, tersangka Suratno dan Casmadi, telah mengakui bahwa uang Dollar AS palsu yang ditukarkan kepada calon korbannya, Tarsem (40) tukang emas (pedagang / penerima perhiasan keliling) sekaligus menerima penukaran uang asing adalah titipan dari Samsul Rizal, ” Keduanya mengaku disuruh untuk menukarnya. Namun Samsul Rizal tidak turut serta menukarkan uang Dollar US palsu tersebut. Dari pengakuan itulah, kami kemudian mengembangkan kasus ini dan mengejar tersangka Samsul Rizal,” ujar Kapolsek, Senin (27/8) baru lalu.
Berdasarkan keterangan tersangka Suratno dan Casmadi, keberadaan tersangka baru tersebut, ada di daerah Ciamis. Dari alamat yang sudah dikantongi Polisi akhirnya menemukannya, sekaligus menangkap Samsul Rizal. ’”Saat itu juga langsung kita bawa ke Mapolsek,” imbuh Kapolsek.
Kepada wartawan, tersangka mengaku uang Dollar US palsu itu milik Iyus (38), tinggal di Malang, Jawa Timur. Oleh Iyus ia dititipi, sekaligus disuruh menukarkan uang palsu tersebut. Dikatakannya, bahwa Iyus adalah mantan anggota TNI AU yang desersi dari satuannya, ” Sama jumlahnya dari yang diedarkan Suratno dan Casmadi, yaitu sejumlah 17 lembar masing-masing pecahan 100 Dollar US. Kalau saya hanya dititipi dan disuruh menukarkannya. Selanjutnya saya menyuruh Suratno dan Casmadi, menukarkannya. Sebenarnya saya sendiri tidak tahu kalau uang Dollar US itu palsu,” kata Samsul Rizal.
Dikatakannya, bahwa Iyus kerap menukarkan uang Dollar US dan wilayah penukarannya lebih sering di luar pulau Jawa. ”Namun saya tidak tahu uang tersebut apakah palsu atau tidak. Tapi setelah mengetahui uang yang dititipkan dan ditukarkan saya itu palsu, kemungkinan semuanya juga palsu. Saya sendiri baru kali ini melakukan penukaran uang tersebut,” akunya.
Adapun penangkapan terhadap para pengedar Upal tersebut yang dilakukan unit reskrim Polsek Bongas ATAS laporan calon korban, yakni Tarsem (40), warga Desa Cipaat, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu. Korban melaporkan kasus tersebut, berawal lantaran curiga ketika dirinya tengah melakukan transaksi penukaran dari mata uang itu dengan kedua tersangka. Uang Dollar US palsu tersebut jumlahnya 17 lembar pecahan 100 Dollar US atau sejumlah 1.700 Dollar US. (Kad/Dad).

Siswa SMK Meninggal Dunia Saat PKL Di Malaysia


Indramayu, Dialog)- Salah satu pelajar SMK Nasional, Kabupaten Indramayu, meninggal dunia yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Pliwud, Daerah Bintulan, Serawak, Malaysia. Meninggalnya Siswa SMK tersebut menjadi tamparan bagi dunia pendidikan di Indramayu. Diduga, proteksi terhadap siswa magang di luar Negeri tersebut masih lemah. Bahkan, program prakerin di SMK tersebut terancam dihentikan.
Siswa yang meninggal di Malaysia tersebut tersebut bernama Rizki Maulana (17), pelajar kelas 2 SMK Nasional, Kabupaten Indramayu, warga Jalan Haji Nur RT 19/8 No. 37 Desa Pekandangan, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Diduga, siswa tersebut meninggal akibat sakit paru-paru basah yang dideritanya. Dan kini jenazah korban telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat, Minggu (26/8).
Menurut informasi dari orang tuanya, Burhanudin (65) kalau putranya telah mengikuti PKL dari sekolahnya sejak September 2011, selama satu tahun. Rizki bersama ratusan pelajar lainnya menuju Negeri Jiran hanya berbekal ilmu otomotif. Dan Rizki ditempatkan di pabrik triplek. Selama 10 bulan Rizki tidak merasakan ada masalah terhadap kesehatannya. Hal tersebut telah ditegaskan pada hasil medical check up, bahwa Rizki tidak memiliki kelainan apapun. Tetapi, dalam dua bulan terakhir ini, Rizki merasakan panas dingin yang tak kunjung membaik, ” Melalui informasi dari temannya via SMS dengan nomor +601105229604, saat di Malaysia meski dalam kondisi kurang sehat Rizki tetap memaksakan bekerja, karena dari pihak perusahaan itu sendiri melalui mandor menegaskan bahwa status mereka di perusahaan tersebut sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bukan pekerja magang atau sedang Prakerin, dan percakapan ini diperoleh saat Rizki berkomunikasi dengan saya,” kata Burhanudin dihadapan wartawan dikediamannya, Minggu (26/8).
Mendengar status anaknya di Malaysia sebagai TKI, Burhan merasa tidak terima dan segera mengkonfirmasi kepada pihak sekolah terkait status anaknya disana yang sebagai TKI. ”Namun, saya mendapat jawaban dari pihak sekolah bahwa informasi tentang status sebagai TKI itu salah, melainkan dengan status PKL,” katanya, sembari dibeberkan beberapa arsip oleh pihak sekolah. Padahal SMK yang dalam naungan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Indramayu ini telah menempuh berbagai syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan. ”Saya bingung dengan informasi dari Rizki yang statusnya sebagai TKI, tetapi arsip yang tertera di sekolah tersebut sebagai siswa PKL,”katanya.
Burhan menambahkan, sebelum kematian terakhir Rizki menghubungi saat hari Raya Idul Fitri 1433 H, ia mengabarkan bahwa kondisinya telah membaik. Saya tidak menyangka dua hari kemudian tepatnya Selasa (21/8), setelah Maghrib, diinformasikan oleh pihak sekolah bahwa Rizki telah meninggal dunia akibar paru-paru basah kronis dari hasil tes Dokter rumah sakit setempat. Namun jenazah baru dapat dipulangkan ke rumah orang tuanya setelah lima hari kemudian, tepatnya Sabtu (25/8) pukul 09.30 WIB.
Di tempat terpisah, Supito Wirakusumah Kepala SMK Nasional saat ditemui Wartawan mengatakan, program prakerin yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing siswa setelah lulus dari pendidikan formal. ” Program ini merupakan inovasi sekolah untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Jangan sampai setelah lulus SMK, jadi pengangguran dan kalah saing dengan lulusan SMK lainnya,” tegasnya.
Supito menambahkan, terkait salah satu siswanya yang meninggal duna di negeri orang saat melaksanakan prakerin pihak sekolah turut berduka cita. Dan pihak sekolah sangat menyayangkan kepada Guru olahraganya, yang telah mengetahui bahwa almarhum memiliki penyakit paru-paru basah, tetapi tidak memberitahukan kepada pihak sekolah, sebelum keberangkatan ke Malaysia. ”Dia (Guru tersebut, red), baru memberitahukan saat Rizki telah dipulangkan dari Malaysia dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Pihak Sekolah dan perusahaan di Malaysia telah membantu kepulangan jenazah dan menanggung sejumlah pembiayaan kematiannya, termasuk dari pihak sekolah dengan sumbangan senilai Rp 10 juta. Kami sangat sedih dengan insiden ini, dan hal ini di luar perkiraan kami,” katanya.(Dadang).

Siswa SMK Meninggal Dunia Saat PKL Di Malaysia


Indramayu, Dialog)- Salah satu pelajar SMK Nasional, Kabupaten Indramayu, meninggal dunia yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Pliwud, Daerah Bintulan, Serawak, Malaysia. Meninggalnya Siswa SMK tersebut menjadi tamparan bagi dunia pendidikan di Indramayu. Diduga, proteksi terhadap siswa magang di luar Negeri tersebut masih lemah. Bahkan, program prakerin di SMK tersebut terancam dihentikan.
Siswa yang meninggal di Malaysia tersebut tersebut bernama Rizki Maulana (17), pelajar kelas 2 SMK Nasional, Kabupaten Indramayu, warga Jalan Haji Nur RT 19/8 No. 37 Desa Pekandangan, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Diduga, siswa tersebut meninggal akibat sakit paru-paru basah yang dideritanya. Dan kini jenazah korban telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat, Minggu (26/8).
Menurut informasi dari orang tuanya, Burhanudin (65) kalau putranya telah mengikuti PKL dari sekolahnya sejak September 2011, selama satu tahun. Rizki bersama ratusan pelajar lainnya menuju Negeri Jiran hanya berbekal ilmu otomotif. Dan Rizki ditempatkan di pabrik triplek. Selama 10 bulan Rizki tidak merasakan ada masalah terhadap kesehatannya. Hal tersebut telah ditegaskan pada hasil medical check up, bahwa Rizki tidak memiliki kelainan apapun. Tetapi, dalam dua bulan terakhir ini, Rizki merasakan panas dingin yang tak kunjung membaik, ” Melalui informasi dari temannya via SMS dengan nomor +601105229604, saat di Malaysia meski dalam kondisi kurang sehat Rizki tetap memaksakan bekerja, karena dari pihak perusahaan itu sendiri melalui mandor menegaskan bahwa status mereka di perusahaan tersebut sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bukan pekerja magang atau sedang Prakerin, dan percakapan ini diperoleh saat Rizki berkomunikasi dengan saya,” kata Burhanudin dihadapan wartawan dikediamannya, Minggu (26/8).
Mendengar status anaknya di Malaysia sebagai TKI, Burhan merasa tidak terima dan segera mengkonfirmasi kepada pihak sekolah terkait status anaknya disana yang sebagai TKI. ”Namun, saya mendapat jawaban dari pihak sekolah bahwa informasi tentang status sebagai TKI itu salah, melainkan dengan status PKL,” katanya, sembari dibeberkan beberapa arsip oleh pihak sekolah. Padahal SMK yang dalam naungan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Indramayu ini telah menempuh berbagai syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan. ”Saya bingung dengan informasi dari Rizki yang statusnya sebagai TKI, tetapi arsip yang tertera di sekolah tersebut sebagai siswa PKL,”katanya.
Burhan menambahkan, sebelum kematian terakhir Rizki menghubungi saat hari Raya Idul Fitri 1433 H, ia mengabarkan bahwa kondisinya telah membaik. Saya tidak menyangka dua hari kemudian tepatnya Selasa (21/8), setelah Maghrib, diinformasikan oleh pihak sekolah bahwa Rizki telah meninggal dunia akibar paru-paru basah kronis dari hasil tes Dokter rumah sakit setempat. Namun jenazah baru dapat dipulangkan ke rumah orang tuanya setelah lima hari kemudian, tepatnya Sabtu (25/8) pukul 09.30 WIB.
Di tempat terpisah, Supito Wirakusumah Kepala SMK Nasional saat ditemui Wartawan mengatakan, program prakerin yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing siswa setelah lulus dari pendidikan formal. ” Program ini merupakan inovasi sekolah untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Jangan sampai setelah lulus SMK, jadi pengangguran dan kalah saing dengan lulusan SMK lainnya,” tegasnya.
Supito menambahkan, terkait salah satu siswanya yang meninggal duna di negeri orang saat melaksanakan prakerin pihak sekolah turut berduka cita. Dan pihak sekolah sangat menyayangkan kepada Guru olahraganya, yang telah mengetahui bahwa almarhum memiliki penyakit paru-paru basah, tetapi tidak memberitahukan kepada pihak sekolah, sebelum keberangkatan ke Malaysia. ”Dia (Guru tersebut, red), baru memberitahukan saat Rizki telah dipulangkan dari Malaysia dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Pihak Sekolah dan perusahaan di Malaysia telah membantu kepulangan jenazah dan menanggung sejumlah pembiayaan kematiannya, termasuk dari pihak sekolah dengan sumbangan senilai Rp 10 juta. Kami sangat sedih dengan insiden ini, dan hal ini di luar perkiraan kami,” katanya.(Dadang).

Korban Ledakan Tabung Gas LPG Berharap Bantuan Dana


Indramayu, Dialog) – Masih ingat Casna Al Himmi (40) dan Moh Saeful Anhar (8), bapak dan anak korban luka bakar akibat musibah ledakan Tabung gas elpiji (LPG) masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) yang pernah ditulis koran ini.
Hingga saat ini, pasca kejadian, Casna masih berada di ruang isolasi dua RS Pelabuhan, Klayan, Kabupaten Cirebon. Sedangkan Anhar, dirawat terpisah di rung di Pediartic Intensiv Care Unit (PICU), RS Sumber Waras, Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan Keterangan yang dihimpun Dialog, kondisi keluarga asal Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu setelah musibah pada Jumat (24/8) lalui, secara umum sudah mulai membaik. Luka bakar di beberapa bagian tubuh mereka telah mengering. Namun, baik Casna  maupun Anhar belum diperolehkan turun dari tempat tidur. ” Luka- lukanya sudah mengering. Tapi pergerakan anggota tubuhnya belum sempurna. Terutama bagian jari-jari di kedua tangan dan kaki. Mungkin karena kulit bekas luka bakarnya masih lengket dan ada yang menyatu, jadi belum dapat bergerak bebas,” terang Casmin (35) salah satu keluarga korban.
Selama menjalani perawatan di dua RS tersebut, keduanya telah menjalani operasi pembersihan luka agar tidak terenfeksi. Khusus Anhar yang menderita luka bakar combustio grade II dengan luka bakar mencapi 40 persen, telah dioperasi sebanyak 3 kali. Saat ini, bocah yang baru duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar (SD) itu sudah bisa mekani bubur. Hanya untuk memudahkan buang air, ia dipakaikan pembalut (pempers). Sementara Casna, yang mengalami luka bakar parah pada bagian tangan dan perut, hanya dioperasi satu kali pada saat awal-awal masuk RS, tutur Casmin.
Saat ditanya kapan keduanya bisa pulang ke rumah, Casmin belum bisa memprediksikan,” keinginan kami sih cepat-cepat pulang. Tapi ini kan bukan pasien biasa. Khawatir saat  dirumah, lukanya justru malah tambah parah karena perawatannya tidak maksimal. Jadi kami serahkan saja kepada pihak rumah sakit. Pihak keluarga saat ini terus berusaha menggalang dana untuk menutup kekurangan biaya perawatan di dua RS tersebut. Pasalnya, biaya yang di keluarkan sudah sangat besar. Nilainya mencapai Rp 60 juta lebih untuk dua orang atau maing-masing Rp30 juta. Sebagian biaya sudah ditutupi setelah mendapat suntikan dana dari pihak keluarga melalui urunan atau patungan. bongkar tabungan, jual perhiasan. Utang sana-sini. Apa saja lah, yang penting cepat sembuh, ”  ’ungkapnya.
Dia mengakui, pihak keluarga saat ini sangat mengharapkan sekali bantuan dari donatur untuk dapat meringankan biaya pengobatan Casna dan anaknya menjalani perawatan di rumah sakit. Apalagi selama ini, belum menerima bantuan dari pemerintah, ” kami berharap baik dari Pemerintah Kabupaten Indramayu maupun dari para Dermawan bisa memberikan bantuan dana untuk biaya pengobatan suadara kami, ” harapnya.(ARMO/DAD).

DPRD Indramayu Soroti Kasus Meninggalnya Siswa SMK Di Malaysia


Indramayu, Dialog)- Mencuatnya kasus penyusupan alumni SMK Nasional, Kabupaten Indramayu dalam program Praktek Kerja Industri (Prakerin) ke Malaysia menjadi sorotan publik. DPRD Kabupaten Indramayu dalam waktu dekat berencana memanggil Dinas Pendidikan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), serta pejabat SMK Nasional untuk meminta penjelasan dan klarifikasi tentang kasus tersebut.
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Indramayu, Hadi Hartono saat dimintai komentarnya mengatakan kepada Dialog, pihaknya dalam waktu dekat ini berencana akan melakukan pemanggilan tiga instansi sekaligus yang terkait dalam kasus program prakerin, Dinas Pendidikan, Dinsosnakertrans Kabupaten Indramayu, dan pihak sekolah untuk meminta penjelasan dan klarifikasi tentang program orakerin, ”Dugaan penyalahgunaan prakerin ini harus dijelaskan secara detail. Kita ingin mengetahui secara jelas. Tujuannya agar program ini tidak menyimpang dan tidak terulang kembali,” katanya.
Lebih lanjut Hadi menjelaskan, terkait pemberitaan yang terus diberitakan Koran mendapat perhatian dari Komisi B DPRD Kabupaten Indramayu dengan terus mengamati perkembangan program prakerin pasca insiden kematian salah satu siswa magang beberapa waktu lalu, ” Kami terus mengamati dari perkembangan kasus ini, tapi sampai hari ini belum juga rampung. Rencananya dalam waktu dekat kami berusaha untuk memfasilitasi polemik dan perdebatan kasus tersebut dengan meminta keterangan secara langsung dari instansi terkait,” kata Hadi.
Hadi menambahkan, pihaknya masih menghimpun data dan informasi dari berbagai pihak yang mengetahui kasus ini serta membawanya dalam rapat yang akan deigelar nanti, ” sementara ini di luar berkembang isyu, bahwa pihak sekolah mendapatkan bonus dari perusahaan senilai 200 Ringgit Malaysia / siswa. Selain itu,  ada sistem pemutaran uang (pengganti administrasi pemberangkatan, red) bagi siswa SMK yang mengikuti program prakerin di Malaysia dengan memotong gaji siswa selama mengikuti PKL di sana. Itu sama saja dengan kapitalis, ini yang mengundang pertanyaan besar bagi anggota dari Komisi B itu sendiri. Untuk itu kami akan  menindak lanjuti kasus program prakerin ini secara serius, ” tegasnya.(Wandi/Dad).